Produksi madu Kulon Progo turun

id budidaya lebah madu

Produksi madu Kulon Progo turun

Hasil budidaya lebah madu di Kulon Progo, DIY, kurang memuaskan akibat perubahan cuaca. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (ANTARA Jogja) - Produksi madu hutan di Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengalami penurunan akibat perubahan cuaca.

"Tahun ini, panen madu hutan kurang bagus karena hujan terlalu cepat, dan bunga sonokeling sudah habis," kata pembudi daya lebah madu Sujarwo di Kulon Progo, Senin.

Lebah milik Sujarwo mengonsumsi bunga sonokeling. Madu yang dihasilkan lebih bagus dibandingkan dengan madu lengkeng. Selain membudidayakan lebah di Kulon Progo, dirinya dan dua saudaranya juga mengembangkan diberbagai daerah, yakni bunga kopi dari perkebunan di Temanggung, bunga duren di Pekalongan dan Ambarawa, serta bunga randu di Boyolali dan Banyuwangdi.

Menurut dia, suhu ideal untuk budi daya lebah adalah sekitar 26 derajat celcius. Pada suhu tersebut lebah dapat beraktifitas normal. Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya.

"Jenis madu yang dihasilkan lebah bergantung pada tanaman yang dikonsumsi lebah. Ada pelbagai bunga lain yang bisa dikonsusmsi lebah seperti bunga randu, karet, kopi, lengkeng, sonokeling, durian, rambutan, apel, jambu air, mangga, kaliandra, mahoni, jambu mede,dan madu hutan," kata Sujarwo.

Menurut dia, usaha budi daya lebah madu membutuhkan keuletan dan perhitungan matang. Ia dan dua saudaranya, Suharno dan Sunarso membudidayakan lebah sejak 1989. Sehingga dirinya sangat memahami karakteristik alam tempat usaha budidaya lebah. Hal tersebut pentig untuk melihat resiko dan tantangan yang ada.

Dia mengatakan, jika lebah mendapat asupan bunga yang bagus maka ia bisa memanen tujuh kuintal hingga 1 ton madu dari 250 kotak lebah yang ia miliki. Saat ini, dirinya hanya membudidayakan 140 kotak, hasilnya hanya satu kuintal.

"Hasilnya kurang maksimal. Tapi ini lebih baik dari pada 2010, kami sangat merugi karena kondisi iklim yang tidak menentu," kata dia.

Sebagai petani lebah, Sujarwo memasarkan madu satu botol madu murni satu kilogram (kg) dijual hingga Rp70.000,sedangkan pembelian skala besar dihargai Rp.50.000 per kg.

Ia mengatakan dirinya menerapkan standar produksi yang cukup ketat.

"Kiat sukses dalam bisnis ini cukup mudah, tidak mudah mengeluh dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang kehidupan koloni lebah," kata dia.

(KR-STR)