Tradisi ukir Asmat perlu diusulkan ke UNESCO

id tradisi ukir asmat

Tradisi ukir Asmat perlu diusulkan ke UNESCO

Karya seni ukir Asmat (Foto antarafoto.com)

Jayapura (ANTARA Jogja) - Staf peneliti dari Balai Arkeologi Jayapura, Hari Suroto, mengatakan tradisi seni ukir Asmat dari Kabupaten Asmat yang terkenal hingga ke mancanegara perlu diusulkan ke UNESCO sebagai salah satu warisan budaya asal Papua, Indonesia.

"Seni ukir Asmat dikenal khalayak luas hingga luar negeri, bahkan seniman terkenal Eropa Pablo Picasso pada masa hidupnya mengagumi seni ukir ini, karena itu patut diusulkan ke UNESCO," katanya kepada ANTARA di Jayapura, Selasa.

Menurut dia, seni ukir asmat tergolong dalam "primitif art". Seni ukir Asmat menunjukkan keahlian istimewa pembuatnya yang disertai perasaan yang tinggi akan garis-garis indah dan komposisinya. Maha karya yang terdiri atas beragam ukiran itu muncul di tengah masyarakat yang melangsungkan hidupnya di atas lumpur rawa.

"Pelestarian tradisi ukiran Asmat merupakan sebuah unsur penting untuk memelihara identitas, jati diri, dan rasa bangga orang Asmat terhadap budayanya sendiri," katanya.

Seni ukir Asmat dapat dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda yang perlu diusulkan guna memperoleh perlindungan, pengakuan dan pengesahan UNESCO sebagai warisan dunia dari Papua.

Konvensi UNESCO 2003 menetapkan sejumlah karakteristik untuk mengategorikan suatu budaya termasuk dalam warisan budaya tak benda.

"Ciri-ciri budaya yang masuk dalam kategori tersebut adalah budaya yang ditularkan antargenerasi, berkembang secara dinamis, menyatu dengan identitas komunitas, dan merupakan sumber kreativitas," katanya.

Ia menegaskan bahwa bentuk atau jenis ukiran Asmat bisa berbentuk rupa manusia, perahu, perisai, dan lain-lain. Dengan motif hewan seperti cicak, kadal, ataupun purwarupa alam.

"Berdasarkan ciri ini, tradisi ukir Asmat dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda," kata Hari Suroto.

(A. Rumagit)