Lazis UII- ELSAP luncurkan Program Galang Madrasah

id UII program madrasah

Lazis UII- ELSAP luncurkan Program Galang Madrasah

UII (Foto Antara/Dina)

Jogja (Antara Jogja) - Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dan Lembaga Studi dan Advokasi Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan program Galang Madrasah.

"Melalui program itu kami ingin mengubah Madrasah Ibtidaiyah (MI) menjadi sekolah yang unggul. MI mempunyai potensi yang tinggi tetapi kini terabaikan," kata Kepala Divisi Program Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (Lazis) UII Zainal Achmad Zakze di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, dalam program Galang Madrasah, pihaknya akan menfasilitasi empat MI khusus yang dikelola pihak swasta untuk bangkit.

"Kami akan memotivasi dan memfasilitasi MI yang terpilih dan berkeinginan untuk berubah menjadi lebih baik dan maju melalui layanan program, bantuan, dan insentif selama satu tahun mulai Mei 2013," katanya.

Ia mengatakan, program terpadu itu untuk memperbaiki kualitas dan mengembangkan MI agar unggul melalui layanan program pelatihan dan pembinaan guru, tunjangan insentif guru, bantuan sarana dan prasarana pendidikan, serta pendampingan berkelanjutan.

"Program itu dilatarbelakangi keprihatinan atas mati surinya MI swasta di DIY yang sudah tidak memiliki murid yang rata-rata disebabkan kurangnya sumber daya manusia pengajar," katanya.

Direktur Lembaga Studi dan Advokasi Pendidikan (Elsap) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Mutiullah mengatakan, dari 165 MI swasta di DIY yang belum terakreditasi atau yang hanya terakreditasi C akan dilibatkan dalam program Galang Madrasah.

"Dari jumlah tersebut telah berhasil diseleksi menjadi 20 MI swasta yang akan dipilih menjadi empat MI swasta untuk mendapatkan fasilitas," katanya.

Menurut dia, pihaknya tidak mengurusi MI milik pemerintah karena sudah diurus dinas. MI swasta yang dibidik itu justru terabaikan dan sudah mati suri karena tidak mempunyai siswa.

Selain itu citra negatif telah melekat pada MI sehingga masyarakat sekarang tidak berminat bersekolah di MI.

Ia mengatakan, pihaknya akan menghidupkan kembali MI dengan tantangan terbesar mengubah citra MI agar kembali dipercaya masyarakat.

"Permasalahan klasik yang dihadapi MI swasta yang mati suri itu mayoritas mengenai para pengajar yang kurang berkualitas serta fasilitas dan sarana pendidikan yang masih minim," katanya.

(U.B015)
Pewarta :
Editor: Heru Jarot Cahyono
COPYRIGHT © ANTARA 2024