Bantul (Antara Jogja) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyediakan pestisida dan obat-obatan pertanian untuk dimanfaatkan petani guna mengantisipasi kerusakan tanaman saat musim tidak menentu.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dispertahut Bantul, Yunianti Setyorini di Bantul, Senin mengatakan, obat-obatan disediakan mengingat tanaman pangan rentan terserang hama jika sering terkena air hujan, termasuk tanaman padi.
"Kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pertanian DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), kalau stok obat-obatan kami habis, nanti akan disuplai, bagi petani yang membutuhkan kami sediakan," katanya.
Menurut dia, selain ketersediaan obat-obatan dan pestisida, pihaknya juga rutin melakukan sosialisasi kepada seluruh gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Bantul agar menanam tanaman dengan memperhatikan musim.
"Kami sarankan agar para petani mengantisipasi anomali cuaca saat ini dengan lebih banyak menanam padi, agar kalau ada kerugian tidak terlalu besar," katanya.
Ia mengatakan, anomali cuaca seperti yang terjadi saat ini sebetulnya pernah terjadi pada tahun 2010 lalu, sehingga diharapkan menjadi pembelajaran untuk menghadapi anomali cuaca yang terjadi pada tahun ini.
"Yang paling berdampak adalah tanaman kedelai, kami melihat memasuki bulan ini banyak petani menebar benih kedelai, bahkan ada sebagian yang busuk karena hujan, sementara yang menanam pada April sampai Mei kemungkinan selamat," katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Pangan Dispertahut Bantul, Sri Supadmi mengatakan, diprediksikan produktifitas pertanian di Bantul tahun ini akan mengalami penurunan karena musim yang tidak menentu atau anomali cuaca.
"Menurut perkiraan dari Badan Statistik Pusat (BPS) akan terjadi penurunan produktifitas sektor pertanian, yang meliputi beberapa tanaman, diantaranya padi, kedelai, dan jagung," katanya.
Menurut dia, untuk di Bantul sendiri produktifitas padi pada 2012 lalu mencapai sekitar 205 ribu ton, sedangkan pada tahun ini diperkirakan akan mengalami penurunan hingga 5.000 ton atau mencapai sekitar 200 ribu ton.
Sementara pada tanaman palawija, lanjut dia, seperti panen kedelai tahun ini diperkirakan sebanyak 3.700 ton, padahal tahun lalu dalam kondisi normal bisa mencapai 3.987 ton.
"Sedangkan untuk jagung, produktifitasnya sebanyak 23 ribu ton pada 2012, namun kemungkinan tahun ini diperkirakan juga menurun menjadi sekitar 21 ribu ton," katanya.
(KR-HRI)
Berita Lainnya
Wabup sebut petani tembakau turut berkontribusi dalam pembangunan Sleman
Rabu, 4 Desember 2024 15:51 Wib
Instiper kenalkan teknologi pemanenan air hujan pada petani Gunungkidul
Senin, 2 Desember 2024 16:14 Wib
DKPP Bantul distribusikan bantuan 250 pompa berbahan bakar gas bagi petani
Kamis, 21 November 2024 15:59 Wib
Harda-Danang siap remajakan pohon Salak Pondoh di Turi, dukung perekonomian petani Sleman
Kamis, 14 November 2024 19:19 Wib
Upaya Polres Kulon Progo mendorong anggotanya bantu ketahanan pangan
Selasa, 12 November 2024 9:51 Wib
Petani berkesempatan mendaftar jadi penerima pupuk subsidi 2025
Jumat, 8 November 2024 23:34 Wib
DP3 Sleman melakukan penumbuhan petani milenial akselarasi pertanian
Rabu, 6 November 2024 22:43 Wib
Meraup "cuan" dari pertanian berkelanjutan di Sleman
Selasa, 5 November 2024 17:08 Wib