Jogja (Antara Jogja) - Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Dyah Maharani meraih paten di Korea Selatan atas temuan penanda DNA seleksi ayam broiler yang memiliki asam lemak tidak jenuh.
"Temuan penanda DNA yang diberi kode g.3728A>G SNP itu telah dipatenkan di Korean Intellectual Property Office dengan nomor paten 10-127333 tertanggal 4 Juni 2013," kata Dyah di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, dirinya bersama tiga peneliti dari Chungnam National University, Korea Selatan (Korsel), yakni Jun-Heon Lee, Choerun Jo, dan Woo-Young Jung berhasil mengembangkan penanda DNA tersebut.
"Hak kekayaan intelektual yang saya terima merupakan salah satu rangkaian hasil penelitian disertasi saat menempuh studi S-3 di Chungnam National University atas biaya dari pemerintah Korsel dengan program beasiswa KGSP Korean Government Scholarship Program," katanya.
Ia mengatakan, hasil penelitiannya menunjukkan penanda DNA dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk penyeleksi ayam yang memiliki asam lemak yang diinginkan.
"Caranya dengan menentukan penanda DNA dari suatu gen yang berperan dalam metabolisme asam lemak. Salah satunya menggunakan metode seleksi molekuler," katanya.
Menurut dia, penanda DNA dapat dimanfaatkan untuk menentukan seleksi ayam broiler yang memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh. Umumnya daging ayam memiliki asam lemak tidak jenuh yang lebih tinggi dibanding daging sapi maupun babi.
Bagi manusia, komposisi asam lemak dalam daging ternak penting diketahui karena asam lemak tersebut dianggap berimplikasi pada kesehatan. Tren konsumen mengkonsumsi daging rendah kolesterol yang memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi semakin meningkat.
"Asam lemak tidak jenuh penting bagi kesehatan manusia karena dapat meningkatkan aktivitas `reseptor low density lipoprotein` (LDL) yang dapat menurunkan LDL kolesterol," katanya.
Ia mengatakan, data FAO (2003) menunjukkan konsumsi asam lemak utamanya asam lemak jenuh dapat menyebabkan risiko penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, dan kanker.
"Tingginya konsumsi asam lemak jenuh yang ada pada daging seperti lauric acid, myristic acid, dan palmitic acid dapat menyebabkan penyakit jantung," katanya.
Menurut dia, salah satu gen yang mengatur metabolisme lemak adalah gen Stearoyl-CoA Desaturase (SCD). Gen itu mengkode suatu enzim yang dapat mengkatalis proses konversi asam lemak jenuh ke asam lemak tidak jenuh.
Gen SCD itu sudah dibuktikan mempunyai peran dalam proses metabolisme asam lemak. Penanda DNA dari gen itu sudah terbukti dapat dipakai sebagai suatu alat untuk menyeleksi sapi dan babi yang memiliki komposisi asam lemak tertentu.
Namun demikian, penanda DNA dari gen SCD belum pernah dibuktikan perannya terhadap asam lemak yang terkandung pada ayam. Untuk itu telah dilakukan serangkaian penelitian untuk menemukan penanda DNA yang memilki peran dan berasosiasi dalam komposisi asam lemak pada ayam broiler.
"Berdasarkan hasil sekuensing dan pengujian molekuler, saya bersama peneliti Korsel lainnya telah menemukan penanda DNA pada posisi 3728 bp dari total panjang gen SCD 20298 bp yang berperan secara signifikan terhadap asam lemak myristoleic acid, palmitic acid, palmitoleic acid, dan saturated FA," katanya.
(B015)
Berita Lainnya
Guru Besar UGM; Tanaman Pegagan potensial perbaiki daya ingat
Jumat, 26 April 2024 2:55 Wib
Pakar UGM: Putusan sengketa Pilpres 2024 amanatkan berbagai PR
Rabu, 24 April 2024 4:30 Wib
Melalui PKKPT, pemerintah mendukung reputasi perguruan tinggi
Senin, 22 April 2024 14:31 Wib
Guru Besar UGM: Anemia aplastik akibat obat jarang terjadi
Sabtu, 20 April 2024 3:28 Wib
Ahli nuklir tersangka penggelapan -TPPU diburu polisi
Jumat, 19 April 2024 20:22 Wib
Prodi Antropologi UGM tembus peringkat 51 dunia
Kamis, 18 April 2024 13:29 Wib
FKKMK UGM memastikan perhatikan kesehatan mental calon dokter spesialis
Kamis, 18 April 2024 2:10 Wib
Pengamat UGM: Pekerjaan di sektor pertanian perlu perhatian lebih besar
Jumat, 5 April 2024 22:49 Wib