RSUD Wates ciptakan ivonasi pelayanan persalinan

id RSUD Wates

RSUD Wates ciptakan ivonasi pelayanan persalinan

RSUD Wates, Kabupaten Kulon Progo, DIY. (Foto ANTARA/Mamiek)

Kulon Progo (Antara Jogja) - Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus menciptakan berbagai inovasi meningkatkan pelayanan persalinan dan fasilitas perawatan anak.

Direktur RSUD Wates, Lies Indriyati di Kulon Progo, Kamis, mengatakan sejumla inovasi yang dilakukan antara lain pengadaan kelas maternal dengan pendidikan anak sejak masih dalam kandungan serta tindakan screening terhadap bayi dan ibu yang beresiko tinggi.

"Kami juga membangun poli tumbuh kembang untuk pemantauan tumbuh kembang anak secara detail," kata Lies.

Selain itu, ia mengatakan, RSUD Wates juga melakukan pembenahan layanan persalinan ibu dan fasilitas perawatan anak.

"Inovasi ini dilakukan tak hanya sekadar untuk menurunkan angka kematian anak tapi juga meningkatkan kualitas persalinan ibu,"katanya.

Untuk meminimalisir kematian ibu dan anak, kata Lies, RSUD mengaplikasikan sistem informasi "SMS Gateway" dan Mediacare Benefits Schedule (MBS).

Sistem tersebut digunakan dalam kondisi situasi tertentu yang memerlukan penanganan cepat dan segera seperti permasalahan prenatal.

"Pada satu kasus terakhir, ada ibu dengan bayi meninggal dalam kandungan lalu mengalami anemia dan butuh banyak darah. Padahal, dia dari keluarga kurang mampu. Akhirnya, kami komunikasikan melalui sistem itu dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) yang lalu menginformasikan kondisi ibu itu ke masyarakat sekitar," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, angka kematian bayi di RSUD Wates pada 2012 lalu kisaran 2,3 persen dari 100 bayi yang dirawat. Angka ini cenderung menurun dibanding 2004 yang mencapai 6,5 persen.

Menurutnya, penyebab kematian bayi sejauh ini didominasi oleh umur kehamilan yang di bawah 31 minggu atau berat lahir kurang dari 1.500 gram.

Sementara, ibu melahirkan yang meninggal saat proses persalinan hingga pertengahan 2013 ini hanya ada tiga orang. Penyebab lebih karena faktor penyakit dan bukan penyebab langsung saat penanganan persalinan.

"Kami terus bekerja keras untuk menurunkan angka-angka itu dengan berbagai penyempurnaan. Kami juga melengkapi RSUD Wates dengan alat medis penanganan bayi di instalasi Neo Natal Intensive Care Unit (Neo NICU)," katanya.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan DIY, Inni Hikmatin mengatakan, kasus kematian ibu di DIY pada 2012 mencapai 40 kasus dari sekitar 45 ribu angka kelahiran. Sementara angka kematian bayi berkisar pada angka delapan kasus per seribu kelahiran.

"Penyebab kematian ibu dikatakannya masih didominasi perdarahan sedangkan pada bayi lebih banyak karena bobot lahir rendah," katanya.

(KR-STR)