Yogyakarta, (Antara) - PT Bank Syariah Bukopin (BSB) membentuk mini bank syariah di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta dalam rangka meningkatkan pelayanan perbankan syariah.
Penandatanganan perjanjian kerja sama pembentukan mini bank syariah itu dilakukan Pemimpin Cabang BSB Yogyakarta Muhammad Donny Riyangga dengan Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi UAD Dewi Amalia disaksikan Direktur Utama BSB Riyanto dan Rektor UAD Kasiyarno di Yogyakarta, Rabu.
Riyanto mengatakan kehadiran laboratorium dengan "software" mini bank syariah itu juga membantu kampus menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dengan kompetensi sebagaimana dibutuhkan industri perbankan syariah.
"Kami sepakat membantu pihak kampus menghadirkan laboratorium perbankan syariah sebagai sarana praktik bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi di kampus tersebut," katanya.
Selain kerja sama penyelenggaraan program mini bank syariah, BSB juga melakukan penandatangan perjanjian kerja sama tentang pelayanan dalam pembayaran keuangan mahasiswa UAD.
Perjanjian kerja sama itu ditandatangani Direktur Utama BSB Riyanto dan Rektor UAD Kasiyarno disaksikan Komisaris Utama BSB Tri Joko Prihanto.
Menurut Riyanto, dalam kerja sama tersebut BSB akan menyediakan jasa layanan pembayaran keuangan mahasiswa UAD yang meliputi sumbangan pengembangan pendidikan (SPP) secara "online".
Selain SPP "online", BSB juga melakukan kerja sama dengan UAD mengenai jasa layanan perbankan elektronis "cash management" BSB yang memudahkan nasabah melakukan akses "inquiry" saldo dan transaksi secara "real time online".
"Adanya penandatanganan kerja sama mini bank syariah, SPP `online` dan `cash management` di UAD itu menunjukkan BSB peduli pendidikan. Dengan laboratorium perbankan, dosen dan sivitas akademika bisa mempelajari praktik perbankan syariah," katanya.
Ia mengatakan BSB sepakat membantu UAD menghadirkan laboratorium perbankan syariah sebagai sarana praktik mahasiswa. Bantuan itu diharapkan sejalan dengan rencana UAD yang berkeinginan mendirikan program studi perbankan syariah.
"Kebutuhan sumber daya manusia di industri syariah cukup banyak apalagi saat ini marak berdiri perbankan, koperasi sampai asuransi syariah," katanya.
Menurut dia, BSB membutuhkan sekitar 200 sumber daya manusia setiap tahun, namun belum bisa terpenuhi lantaran masih minimnya lulusan perguruan tinggi yang andal di bidang syariah.
Akibatnya, kata dia, terjadi "pembajakan" sumber daya manusia di industri keuangan yang sudah ada. Padahal, untuk mendidik sumber daya manusia dari disiplin ilmu non-syariah membutuhkan waktu sekitar sembilan bulan dan biaya yang tinggi.
"Kondisi itu merupakan peluang bagi sivitas akademika UAD untuk mempelajari praktik perbankan syariah sehingga tercipta sumber daya manusia yang siap pakai dan andal," katanya.
Kasiyarno mengatakan pihaknya dalam setahun terakhir telah berupaya membentuk program studi perbankan syariah. Namun, berdasarkan kajian mendalam, program studi itu belum bisa direalisasikan dalam tahun ini.
"Kami tetap berusaha merealisasikan pembukaan program studi perbankan syariah pada tahun selanjutnya. Apalagi setelah mendapatkan bantuan mini bank syariah sehingga memudahkan upaya tersebut," katanya.
(B015)
Berita Lainnya
Program 1 juta penyuluh UMKM berbasis syariah didukung Wapres
Jumat, 29 Maret 2024 0:19 Wib
Wapres minta rangkul kearifan lokal untuk ekonomi syariah di RI
Rabu, 27 Maret 2024 17:34 Wib
Danamon Syariah bantu nasabah tunaikan ibadah haji dan umrah
Minggu, 24 Maret 2024 1:01 Wib
ICDX-akademisi terbitkan buku mini komoditas syariah
Sabtu, 23 Maret 2024 6:43 Wib
Wisata religi di Solo, Jateng, jadi primadona
Rabu, 20 Maret 2024 5:25 Wib
Wapres : Anak-anak harus meneladani Rasulullah dan giat belajar
Selasa, 19 Maret 2024 20:03 Wib
BSI maksimalkan layanan pembayaran zakat di Indonesia
Selasa, 16 Januari 2024 7:32 Wib
Indonesia miliki potensi jadi pusat ekonomi syariah dunia
Sabtu, 13 Januari 2024 5:32 Wib