Baron Technopark diharapkan dongkrak kunjungan wisata

id Baron Technopark

Baron Technopark diharapkan dongkrak kunjungan wisata

Baron Technopark di Gunung Kidul, DIY (foto gunungkidulwisataku.com) (gunungkidulwisataku.com)

Gunung Kidul (Antara Jogja) - Keberadaan Baron Technopark di Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, diharapkan mampu menjadi pusat edukasi dan mendongkrak kunjungan wisatawan di wilayah itu.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunung Kidul Syarief Armunanto di Gunung Kidul, beberapa waktu lalu, mengharapkan kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam pengelolaan Baron Technopark dan Agroforestry Technopark.

"BPTP adalah pusat kajian dan penelitian tentang energi terbarukan (renewable energy) yang dapat dijadikan wisata teknologi dan pendidikan. Selain itu, kami berharap dapat mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Kidul," kata Syarief.

Menurut dia, pengembangan Kawasan Terpadu Baron dilatarbelakangi potensi Pantai Baron yang sudah dikenal luas oleh masyarakat, baik regional maupun internasional. Pemkab Gunung Kidul merasa perlu melakukan terobosan untuk pengembangannya. Diawali dengan BPPT Jakarta dengan membangun Baron Technopark (BTP) di Tanjung Parangracuk Desa Kanigoro.

Saat ini sudah terpasang tiga sumber energi yaitu energi surya, angin dan biodiesel. Dengan teknologi hybrid ketiga sumber energi tersebut sudah menghasilkan energi yang sudah dapat dimanfaatkan.

"Rencananya, Pemkab Gunung Kidul akan membuat Kawasan Terpadu Baron yaitu Pantai Baron, Baron Technopark dan Agroforestry Technopark yang terintegrasi dengan wisata pantai," kata dia.

Namun demikian, ia mengakui pemkab mengalami keterbatasan anggaran untuk mengembangkan Kawasan Terpadu Baron yaitu Pantai Baron, Baron Technopark dan Agroforestry Technopark.

"Kami sangat berharap ada investor yang akan menginvestasikan modalnya untuk mengembangkan Kawasan Terpadu Baron," katanya.

Selain itu, Pemkab Gunung Kidul mempunyai obsesi untuk mensinergikan BTP dengan Wisata Konvensional Pantai Baron, agar nilai tambah adanya BTP dapat lebih dioptimalkan. Kemudian pada 2011 dengan menggandeng Pemprov DIY dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi DIY dilakukan penyusunan rencana induk pengembangan Kawasan Terpadu Baron, yaitu Pantai Baron, Baron Technopark dan Agroforestry Technopark (ATP).

"Khusus ATP adalah kawasan penelitian dan pengembangan pertanian dan kehutanan sebagai penyangga BTP. ATP menggunakan tanah milik Dinas Kehutanan seluas 28 hektar. Ini merupakan kolaborasi dengan Dinas Kehutanan Provinsi DIY serta Dinas Kehutanan Kabupaten Gunung Kidul," kata Syarief.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Baron Teknopark, Desa Kanigoro, Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul, melakukan inovasi dengan melakukan pengembangan minyak goreng bekas atau jelantah menjadi bahan baku biodisel.

Sekretaris Utama BPPT Sony Sulistiawan mengatakan setelah melakukan penelitian Energi Baru Terbarukan (EBT) berbahan biji jarak pagar, namun adanya kegagalan saat penanaman pohon jarak.

"Kegagalan ini tidak hanya di Gunung Kidul tetapi di seluruh Indonesia. Alat digunakan untuk pengembangan energi terbarukan yang lain," katanya.

Ia mengatakan energi yang terbarukan dipilih minyak jelantah, dan alat bisa digunakan untuk membuat energi terbarukan menggunakan minyak jelantah. Saat inis sudah mulai dilakukan.

"Peralatan yang dimiliki digunakan untuk pengembangan energi terbarukan yang lain," katanya.

Sony mengatakan pemilihan ini dikarenakan minyak jelantah bisa diperoleh dari masyarakat sekitar. Selain itu, minyak goreng bekas ini tidak jauh berbeda dengan kandungan yang ada pada minyak nabati yang berasal dari biji jarak.

"Sudah dilakukan, dan kami juga mengajarkan pada siswa SMK," katanya.

Ia mengatakan mesin di Baron Teknopark menghasilkan produksi tiga kali dengan sekali produksi 250 liter. Namun demikian produksi ini belum bisa untuk produksi masal.

"Peluang produksi massal ada di pemerintah daerah, dan kami siap bekerja sama," katanya.

Peneliti Senior BPPT Agus Salim Dasuki mengatakan minyak jelantah bisa diperoleh dengan mudah baik melalu perorangan, sekolah, dan usaha lainnya.

"Jelantah mudah mengumpulkan bisa bekas rumah tangga, penjual gorengan hingga hotel," katanya.

Dengan energi yang ?ketersediaan yang melimpah sepanjang masa bisa terus dikembangkan sehingga masyarakat bisa memanfaatkan hasilnya.

Sementara itu, Kepala BPPT DIY Unggul Priyanto mengatakan kenaikan bahan bakar minyak menyebabkan peningkatan biaya operasional pembangkit listrik tenaga diesel konvensional yang tinggi terutama wilayah pedesaan dan wilayah terpencil, belum lagi tingginya biaya transpotasi bahan bakar minyak ke wilayah-wilayah tersebut.

"Hal tersebut menjadi tantangan bagi Indonesia untuk mengatasi ketergantungan energi dari penggunaan bahan bakar minyak," ucapnya.

Ia mengatakan Baron Technopark nantinya akan dijadikan pilot project dalam pengembangan energi terbarukan yang memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pusat penelitian dan pengujian (teknologi), penghasil energi (energi re-newable) dan ke depan dapat digunakan sebagai wahana rekreasi.

"Baron Technopark pemanfaatannya untuk menjawab tantangan terhadap ketergantungan energi minyak dengan energi yang terbarukan dengan mengintegrasikan sumber-sumber energi terbarukan antara lain matahari, angin dan biofuel karena indonesia kaya akan sumber energi tersebut," imbuhnya.

Saat ini, di kawasan Baron Technopark sedang dikembangkan energi terbarukan mulai dari listrik tenaga bayu atau angin dengan kapasitas 15 kilowatt, listrik tenaga surya dengan kapasitas 40 kilowatt, listrik tenaga diesel berbahan baku biofuel dengan kapasitas 100 kilowatt.

"Tenaga yang dihasilkan akan menjadi daya sebagai bahan operasional peralatan yang ada di lokasi tersebut," kata dia.

(KR-STR)