Disperindagkop Bantul intensifkan pemantauan stok bahan pokok

id bahan pokok

Disperindagkop Bantul intensifkan pemantauan stok bahan pokok

kebutuhan pokok (FOTO ANTARA/Seno S)

Bantul (Antara) - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengintensifkan pemantauan stok bahan kebutuhan pokok strategis di pasar tradisional menjelang Natal dan Tahun Baru 2017.

"Langkah-langkah yang kami lakukan dalam menghadapi libur Natal dan Tahun Baru 2017 dengan lebih intensif memantau stok kebutuhan pokok strategis," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Bantul Sahadi Suparjo, di Bantul, Minggu.

Menurut dia, pemantauan stok kebutuhan pokok di pasar sudah rutin dilakukan selama satu kali seminggu oleh petugas setempat, namun menjelang Natal dan Tahun Baru 2017 pemantauan bisa dilakukan selama dua sampai tiga kali seminggu.

Ia mengatakan, total pasar tradisional di Bantul sebanyak 31 pasar tersebar pada 17 kecamatan, dan dalam pemantauan stok bahan pokok itu, Disperindagkop akan menentukan sejumlah pasar yang besar dengan kapasitas memadai.

"Pemantauan ini dilakukan untuk pengamanan kebutuhan pokok strategis di pasar, mengingat selama libur panjang Natal dan Tahun Baru 2017 permintaan kebutuhan pangan makin meningkat," katanya lagi.

Sahadi mengatakan, terkait dengan pemerataan distribusi bahan pokok di pasar tradisional akan dikoordinasikan dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait dan pedagang, sehingga pada semua pasar stok tersedia.

Sedangkan, terkait dengan perkembangan harga bahan pokok di pasar tradisional dalam sepekan terakhir rata-rata masih stabil, seperti beras medium Rp9.000 per kg, gula pasir berkisar Rp13 ribu per kg, dan minyak goreng Rp13.500 per kg.

"Harga kebutuhan pokok awal minggu ini relatif stabil, tidak ada perubahan harga yang signifikan," kata Sahadi.

Selain pemantauan stok dan harga di pasar tradisional, kata dia, juga dilakukan pengawasan produk makanan dan minuman di pasar-pasar, toko dan swalayan untuk mengantisipasi barang-barang yang tidak layak jual masih diperjualbelikan.

"Sudah ada beberapa toko yang kami datangi dan memang masih ada produk tidak layak jual. Kami sampaikan ke bagian manajemen untuk tidak menjualnya, dan ada beberapa sampel yang kami amankan," katanya lagi.

(KR-HRI)