Bantul berencana perluas Rumah Potong Hewan Segoroyoso

id RPH

Bantul berencana perluas Rumah Potong Hewan Segoroyoso

Rumah Potong Hewan (RPH) Segoroyoso Pleret Kabupaten Bantul, DIY (Foto Antara/Hery Sidik)

Bantul (Antara) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berencana memperluas bangunan Rumah Potong Hewan Segoroyoso untuk memaksimalkan pelayanan pemotongan ternak terutama sapi kepada warga daerah itu.

"Kalau bisa dibuat yang lebih luas dari sekarang karena kan terus terang warga yang minat ke RPH (Rumah Potong Hewan) juga semakin bertambah," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Selasa.

Menurut dia, bangunan Unit Pelaksana Teknis (UPT) RPH Segoroyoso milik Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul ini memang masih layak, akan tetapi tidak terlalu luas sehingga kegiatan pemotongan terbatas.

Oleh sebab itu, kata dia, Pemkab punya rencana memperluas atau membangun kembali RPH yang ada di sentra ternak sapi Desa Segoroyoso itu, dan beberapa bulan yang tersisa pada 2017 akan dimanfaatkan untuk menyusun detil eengineering design (DED) bangunan.

"Kalau pembangunannya jelas masih lama, paling tidak tahun depan, jadi rencananya mau buat DED-nya dulu tahun ini. Dan ternyata dari pemerintah desa setempat juga siap menyediakan lahan untuk RPH," katanya.

Pulung mengatakan, meski belum ada kepastian, namun menurutnya lahan yang dibutuhkan untuk membangun RPH kurang lebih satu hektare, karena selain untuk kantor UPT juga ruang pemotongan serta halaman untuk menampung ternak.

"Ya minimal satu hektare sudah representatif, akan tetapi yang sekarang ini juga sudah bagus, karena tiap hari pemotongan maksimal di bawah 20 sapi, dan rata-rata 15 sapi, sehingga untuk sementara ini masih bisa jalan," katanya.

Namun demikian, kata dia, perluasan RPH ke depan tetap perlu dilakukan, apalagi sekarang ini kebutuhan daging yang dipotong sesuai prosedur yang benar makin meningkat, bahkan sudah ada aturan bahwa ternak harus dipotong di RPH sebelum daging dijual.

"Kalau yang sekarang masih di rumah-rumah tentu kita harap bisa ke RPH, dan kemarin kita dengan asosiasi sudah komitmen agar memakai RPH, makanya kita juga imbau terus, karena kalau di RPH jelas daging yang dihasilkan bersih," katanya.

(KR-HRI)