Menggenjot sapi perah unggulan

id Menggenjot sapi perah unggulan

Menggenjot sapi perah unggulan

Sapi perah unggulan yang ada di Balai Pengembangan Sapi Perah Cikole, Lembang, Jawa Barat. (Foto Antara/ Budi Santoso)

Purwokerto, (Antara Jogja) - Salah satu faktor keberhasilan usaha peternakan adalah kualitas bibit bermutu. Untuk sapi pedaging adalah pertumbuhan bobot badan, sementara ternak perah adalah kemampuan produksi susu.

Namun, soal pencatatan pertumbuhan bobot badan maupun produksi susu masih belum banyak dilakukan peternak karena menganggap pekerjaan yang sia-sia, padahal data sangat diperlukan untuk seleksi bibit-bibit unggul.

Hanya perusahaan peternakan besar dan balai pembibitan ternak yang melakukan itu, padahal di negara lain semua menyadari pentingnya pencatatan produksi, termasuk oleh peternak kecil.

Apalagi sistem perputaran bibit sapi betina di Pulau Jawa berputar dari pedet yang dihasilkan peternak sapi di Pangalengan dan Lembang ke peternakan di Boyolali dan Pujon, setelah ternak betina  dewasa dan siap bunting kembali dijual ke Pangalengan dan Lembang. Semua berjalan tanpa pencatatan rekam jejak bibit, seperti bobot lahir, nama induk, dan produksi susu induk pembesaran.

Peternak hanya meraba-raba kemampuan produki susu dari sapi yang dibelinya. Minimnya pencatatan ini berpotensi memunculkan inbreeding yang akan menurunkan genetik ternak.

Oleh karena itu peternak yang cerdas akan berusaha mencari bibit dari sumber resmi seperti impor atau membeli dari balai pembibitan ternak milik pemerintah.

         Sayangnya produksi bibit sapi perah yang dihasilkan balai juga masih belum mampu memenuhi kebutuhan peternak.

         Peternak harus antre sampai bertahun-tahun untuk membeli bibit sapi dari Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBTU-HPT) Baturraden.

    
              Daya Dukung
    Kepala Bagian Umum BBTU-HPT Baturraden Bagong Kusminandar mengakui bibit sapi perah yang dihasilkan masih terbatas karena daya dukung lahan dan prasarana hanya cukup untuk sekitar 1.500 ekor sapi.

    Produksi bibit sapi perah dari BBTU-HPT Baturraden sekitar 250 ekor sampai 350 ekor per tahun sementara permintaan dari peternak mencapai  sekitar 900 ekor per tahun.

         Tahun lalu, BBTU-HPT Baturraden telah mendistribusikan 448 ekor sapi perah antara lain ke Jabar 35 ekor, Jateng 363 ekor, DI Yogyakarta 35 dan Jatim 15 ekor. Target sapi perah tahun ini 250 ekor, dan alhamdulillah sampai pertengahan September sudah 230 ekor yang didistribusikan.

         Sapi perah dari Baturraden itu mempunyai tingkat produksi susu harian rata-rata 20 liter per hari dengan puncak laktasi mencapai 35 liter per hari.Karena produksi susunya tinggi itulah dan harga jual yang lebih murah dari pasaran menjadikan sapi perah hasil pembibitan balai milik pemerintah menjad dambaan peternak.

         Harga jual bibit dari BBTU-HPT Baturraden sangat murah dibanding bibit sejenis yang ada di pasaran karena harga ditentukan PP Tarif no.3 tahun 2016.

         Sebagai contoh, bibit sapi betina perah usia 20-24 bulan hanya Rp19 juta sementara harga pasaran sekitar Rp30 juta.

    
              Tambahan Bibit
    Tahun depan, BBTU HPT Baturraden akan mendapat tambaban 200 ekor sapi perah impor dari Australia yang mempunyai tingkat produksi susu 30 sampai 40 liter per hari.

         Tambahan itu membuat BBTU-HPT Baturraden mengubah pola pemberian pakan dari hijauan segar menjadi kombinasi hijauan segar dansilase tanaman jagung.

         Apalagi selain sapi perah mulai tahun depan dapat tugas mencetak bibit sapi pedaging dengan datanya 400 ekor brahmancross dari Australia.

         BBTU-HPT Baturraden sudah menyiapkan silo untuk silase tanaman jagung berkapasitas 600 ton yang cukup untuk menambah pakan hijauan bagi seluruh ternak selama satu bulan lebih.

         Tambahan sapi perah impor itu memang akan meningkatkan produksi bibit sapi perah betina namun tidak signifikan dibanding kebutuhan bibit perah yang diminta peternak. Demikian juga jika digabung dengan kemampuan balai pembibitan sapi perah yang dimiliki pemerintah provinsi.

    
              Inseminasi Buatan
    Salah satu cara untuk meningkatan mutu genetik sapi perah lokal adalah dengan upgrading melalui kawin suntik atau inseminasi.

    BBTU-HPT Baturraden juga telah menghasilkan pejantan unggul sapi perah yang semen bekunya bisa digunakan untuk inseminasi buatan bagi ratusan ribu sapi perah betina.

Kasi Informasi BBTU-HPT Baturraden Hery Supriadi mengungkapkan, pihaknya sudah meluncurkan 11 penjantan unggul selama tiga periode yaitu 4 ekor masing-masing di tahun 2011 dan 2012, dan 3 ekor di tahun 2015. Pejantan itu didistribusikan ke sejumlah balai inseminasi seperti BIB Singosari dan BIB Lembang.

Sebelas pejantan itu lolos uji zuriat karena betina turunan pejantan unggul  itu sudah mampu meningkatkan produksi susu tiga liter per hari lebih baik dari induknya.

Bahkan uji zuriat dari sapi perah Indonesia di BIB Lembang menunjukkan kemampuan memperbaiki produksi susu  6-7 liter lebih baik dari induknya.

 Program IB sapi perah ini menjadi kunci untuk meningkatkan mutu genetik peternak rakyat yang selama ini tingkat produksinya sekitar 12-13 liter per hari.

 Sejalan dengan itu, Kementerian Pertanian mempunyai program  Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) untuk meningkatkan populasi ternak sapi termasuk sapi jenis perah. Karena pada dasarkan jika sapi yang dilahirkan betina maka diharapkan produksi susunya lebih baik dari induknya.

Target SIWAB untuk sapi perah tahun 2017 ini mencapai 533.593 ekor dengan target bunting 400.195 ekor atau setara anakan 360.000 ekor. Artinya pula akan ada penambahan betina perah sekitar 180.000 ekor.

Semoga peternak juga mampu melakukan pemeliharaan dengan baik sehingga dihasilkan sapi perah dengan produksi dan kualitas susu yang baik.

Jika momentum ini terus dijaga bukan tidak mungkin produksi susu dalam negeri mencapai 60 persen dari kebutuhan nasional pada 2025 seperti cetak biru persusuan Indonesia 2013-2025.

Saat ini produksi susu baru mencapai 798.000 ton atau 18 persen dari kebutuhan nasional.

Semoga semua peternak juga tetap bersemangat menjaga produksi susu ternak sapi perahnya agar menghemat devisa untuk impor produk susu dari negara lain.

    ***3***
(T.B013)

??