Yogyakarta, (Antaranews Jogja) - Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta akan menyiapkan program "class sharing" atau berbagi pengalaman tentang pemasaran secara daring untuk mendukung pengembangan usaha mikro kecil di kota tersebut.
"Akan ada program `class sharing`. Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang dinilai berhasil menjalankan pemasaran secara daring atau `online` akan membagikan pengalaman dan mengedukasi pelaku UMKM lain," kata Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta Tri Karyadi Riyanto di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, pengalaman yang dapat dibagikan di antaranya mengenai penyusunan kalimat untuk mempromosikan produk termasuk cara pengambilan foto atau gambar produk yang nantinya ditampilkan agar semakin menarik minat pembeli.
"Saya kira, pengalaman-pengalaman tersebut tidak bisa diperoleh secara instan tetapi memang harus dipraktikkan. Jika tidak dipelajari, maka pelaku UMKM tidak akan pernah tahu," katanya.
Selama ini, lanjut Tri, sudah banyak pelaku UMKM di Kota Yogyakarta yang melakukan pemasaran secara daring namun kualitas gambar atau foto produk yang ditampilkan masih belum terlalu menarik.
"Foto yang ditampilkan masih seadanya saja. Belum diambil dengan cara-cara yang lebih profesional. Ini yang perlu terus diperbaiki sehingga produk bisa dipasarkan lebih luas," kata Tri.
Di Kota Yogyakarta terdapat sekitar 23.000 usaha mikro kecil dan menengah dengan sekitar 70 persen di antaranya adalah pelaku olahan makanan.
Namun demikian, Tri tidak memiliki data pasti terkait jumlah UMKM yang telah menjalankan pemasaran secara daring, khususnya di sektor usaha mikro karena masih suka melakukan pemasaran secara langsung dengan bertemu pembeli.
"Pelaku usaha yang sudah banyak melakukan pemasaran secara online adalah usaha yang dimiliki anak-anak muda. Biasanya, mereka memanfaatkan media sosial untuk membantu pemasaran produk," katanya.
Ia menyebut, pemasaran dengan memanfaatkan media sosial cukup efektif dilakukan karena dari hasil evaluasi beberapa kali pameran konvensional di pusat perbelanjaan menunjukkan kecenderungan penurunan omzet.
"Sekarang, banyak konsumen yang lebih menyukai pembelian dengan cara online. Oleh karena itu, pelaku usaha pun harus mengikuti tren ini dengan melakukan pemasaran secara online. Tentunya, dengan pemasaran yang kreatif agar omzet pun naik," katanya. ***3***
(E013)
Berita Lainnya
Indonesia raih dua sertifikat inskripsi warisan budaya dunia UNESCO
Jumat, 26 April 2024 5:57 Wib
DIY peroleh kuota 16 KK program transmigrasi
Kamis, 25 April 2024 5:39 Wib
Daop 6 meminta maaf kedatangan KA terlambat imbas gangguan lokomotif
Rabu, 24 April 2024 18:07 Wib
KPU Yogyakarta melibatkan budayawan ciptakan maskot Pilkada 2024
Rabu, 24 April 2024 9:30 Wib
Konferensi internasional UIN perkenalkan Islam Indonesia yang toleran
Selasa, 23 April 2024 18:01 Wib
Dinkes Yogyakarta mengimbau masyarakat waspadai penularan flu singapura
Senin, 22 April 2024 23:39 Wib
Kominfo Yogyakarta selenggarakan pelatihan pengembangan talenta digital
Senin, 22 April 2024 16:03 Wib
Nilai pencucian uang mantan Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Rp20 miliar
Senin, 22 April 2024 14:26 Wib