CFI berdayakan anak muda Kulon Progo

id usaha kecil menengah,usaha anak muda

CFI berdayakan anak muda Kulon Progo

Child Fund Indonesia (CFI) memberdayakan anak muda usia 15 sampai 23 tahun di Kabupaten Kulon Progo dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan usaha kecil dan menengah berbasis potensi lokal dalam rangka mencegah perdagangan manusia. (Foto ANT

Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Child Fund Indonesia memberdayakan anak muda usia 15 sampai 23 tahun di Kabupaten Kulon Progo dan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan usaha kecil dan menengah berbasis potensi lokal dalam rangka mencegah perdagangan manusia.

Project Officer Girl in Action on Developing Inner Selves (GADIS) Wisnu di Kulon Progo, Selasa, mengatakan bahaya perdagangan orang yang akhir-akhir ini mengkhawatirkan, dan modus yang digunakan menggila.

"Korban perdagangan orang dijadikan kurir narkoba, hingga pekerja seksual anak. Untuk itu, kami melakukan pendampingan anak-anak usia produktif untuk melakukan usaha mandiri, supaya mereka mau membangun desanya sendiri," kata Wisnu.

Ia mengatakan GADIS memberdayakan anak usia produktif mengembangkan potensi lokal, dengan mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah. Usaha yang diberikan mulai dari menjahit, wisata dan usaha di desa mereka.

"Pembangunan dimulai dari dari desa. Anak desa harus mengembangkan dan menggerakan ekonomi desa," katanya.

Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo membuka pameran karya Wirausaha Muda di Kulonprogo dan Bantul. Pameran tersebut menghadirkan setidaknya 25 Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) yang dikelola oleh pemuda dari Kulon Progo dan Bantul.

Sutedjo mengatakan bahwa bidang UMKM seharusnya bisa menjadi penopang persoalan ekonomi di Kulon Progo. Terlebih Kulon Progo yang memiliki tingkat kemiskinan tertinggi di DIY seharusnya dapat ditanggulangi melalui UMKM ini.

"UMKM ini menyerap tenaga kerja muda, kemiskinan, serta pemerataan distribusi," katanya.

Selain itu, program ini hendaknya juga mampu mengembangkan potensi keterampilan dan kemandirian pemuda untuk mencapai tujuan pembangunan, yaitu mencetak pemuda yang beriman dan bertakwa, sehat, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, berdaya saing, memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan.

Namun karena UMKM dikelola oleh pemuda, Sutedjo mengatakan bahwa pemuda jangan mudah mengeluh dalam menjalaninya. Begitu juga saat menerima hasil keuntungan yang sedikit, pemuda jangan menyerah atau berganti profesi.

"Bila berpindah profesi akan memulai dari garis start, jadi tekuni, jangan mengeluh dan jangan menyerah," harapnya. 
(U.KR-STR) 27-02-2018 14:13:43