KBN: penjualan hak cipta buku Indonesia meningkat

id buku

KBN: penjualan hak cipta buku Indonesia meningkat

Ilustrasi buku (Foto dekadeku.wordpress.com)

Jakarta (Antaranews Jogja) - Komite Buku Nasional (KBN) mencatat penjualan hak cipta buku Indonesia kepada penerbit asing meningkat signifikan dalam tiga tahun terakhir.

        Keikutsertaan Indonesia sebagai negara tamu kehormatan dalam Frankfurt Book Fair 2015 dinilai sebagai tonggak sejarah baru bidang perbukuan Indonesia, dimana pada tahun itu hak cipta atas 148 judul buku terjual. Sejak saat itu, penjualan hak cipta buku Indonesia terus meningkat hingga 202 judul buku pada 2017.

        "Ini pencapaian yang sangat baik dan menjadi indikator bahwa karya anak bangsa mampu bersaing dan diminati pasar internasional," ujar Ketua KBN Laura Prinsloo.

        Menyusul kesuksesan Frankfurt Book Fair, KBN meneruskan promosi buku-buku karya penulis Tanah Air melalui berbagai pameran internasional salah satunya London Book Fair (LBF) yang akan diselenggarakan pada 10-12 April di Olympia, London, Inggris.

        Tidak kurang 300 judul buku bergenre fiksi, non-fiksi, komik, dan buku anak akan ditampilkan dalam pameran yang disebut-sebut sebagai pasar jual-beli hak cipta terbesar dunia itu.

        Dari ratusan buku tersebut, panitia menargetkan menjual hak cipta 35 judul buku, sementara pada LBF 2019 dimana Indonesia dipilih menjadi "market focus" targetnya meningkat menjadi 50 judul buku.

        "Pasar Eropa sangat tertarik dengan sastra dan buku anak-anak berilustrasi," tutur Laura.

        Selain menghadirkan buku-buku terpilih, panitia juga menyiapkan penayangan lima film Indonesia yang diangkat dari buku yakni "Laskar Pelangi" (20018), "Sang Penari" (2011), "Filosofi Kopi" (2015), "Dilan 1990" (2018), dan "Laut Bercerita" (2017).

        Kelima film hasil kurasi penulis, sutradara sekaligus produser Sekar Ayu Asmara itu akan ditayangkan dalam program "London Book and Screen Week".

        Kerja sama bisnis bidang penerbitan juga disiapkan melalui penandatanganan pembelian hak cipta dua buku karya Intan Paramaditha yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris yakni "The Wandering" dan "Apple and Knife" oleh penerbit Harvill Secker dari grup penerbit Penguin Random House.

        "Kalau bisa terjual ke penerbit Inggris itu sudah bagus sekali, nanti pasti negara-negara lain akan berminat," tutur Laura.

        Lewat kegiatan promosi literasi dan industri kreatif Indonesia dalam LBF tahun ini, diharapkan kehadiran Indonesia sebagai "market focus" pada LBF 2019 menjadi peluang besar untuk menjadikan bidang penerbitan dan industri kreatif terkait semakin berperan dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

        Industri ekonomi kreatif Indonesia tumbuh pesat dalam tiga tahun terakhir. Sektor kreatif Indonesia telah melibatkan 15,9 juta tenaga kerja dengan kontribusi 7 persen terhadap PDB atau setara 67 miliar dolar AS, dan kontribusi ekspor senilai 20 miliar dolar AS.

        Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik menilai partisipasi Indonesia dalam LBF penting untuk mengakselerasi nilai tambah kreatifitas anak bangsa, setelah sebelumnya pemerintah berinvestasi dalam pasar penerbitan global melalui Frankfurt Book Fair.

        "LBF adalah pasar bisnis konten berbasis hak cipta. Ini yang mau kita kapitalisasi terus, bagaimana konten sebagai kekuatan ekonomi kreatif bisa terus dipasarkan dan digulirkan," tutur Ricky.
Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024