Jakarta (Antaranews Jogja) - Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong pengembangan inovasi sistem informasi berbasis digital guna menjamin konektivitas rantai sistem bisnis akuakultur yang ada di Tanah Air.
"Digitalisasi sistem informasi akuakultur memiliki arti penting dalam mendorong terjadinya transformasi sistem bisnis akuakultur yang lebih efisien," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Menurut Slamet Soebjakto, ada empat faktor yang menjadi isu transformasi yaitu mendorong peningkatan efesiensi dan daya saing bisnis akuakultur dengan fokus pada pengembangan komoditas unggulan, optimalisasi pemanfaatan potensi lahan budidaya berbasis daya dukung lingkungan.
Selain itu membangun rantai sistem produksi akuakultur dari hulu ke hilir secara menyeluruh, serta integrasi kegiatan dan anggaran antara berbagai pihak pemangku kepentingan terkait.
Untuk itu, ujar dia, transformasi industrialisasi akuakultur yang modern harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu harus berorientasi pada pemanfaatan sumber daya alam (SDA) secara efisien, serta penciptaan nilai tambah dan produktivitas secara optimum.
Selain itu, lanjutnya, pertimbangan lainnya adalah mendorong keterampilan tenaga kerja melalui peningkatan kapasitas SDM terlatih, dan pembukaan akses pasar yang luas, daya saing tinggi, dan efisiensi manajemen.
Sebagaimana diwartakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti meraih penghargaan inovasi digital dari lembaga Katadata karena Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dianggap mulai optimal menerapkan inovasi digital pada era Menteri Susi.
"Zaman sekarang itu tidak ada yang rahasia. Saya menginginkan semua data KKP itu bisa transparan dan terbuka. Itu juga akan memudahkan bisnis perikanan," ujar Susi Pudjiastuti.
Menurut Susi, satu-satunya cara untuk mempercepat birokrasi dapat dilakukan dengan mengubah data dari biasa menjadi digital karena pada saat ini beragam data dinilai mudah diperoleh dari jaringan internet.
Upaya yang telah dilakukan tersebut telah mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, salah satunya penghargaan inovasi digital untuk kebijakan publik dari Katadata.co.id, Selasa (8/5) malam.
Hal ini tidak terlepas dari sikap proaktif dan progresif Menteri Susi dalam menjaga laut Indonesia dengan mengoptimalkan platform teknologi "Global Fishing Watch".
Berbekal inovasi teknologi inilah, KKP dapat mendeteksi aktivitas penangkapan ikan secara ilegal sehingga berdampak pada peningkatan stok ikan dan PDB perikanan tumbuh melebihi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menteri Susi saat menerima penghargaan mengatakan, di awal dirinya menjabat sebagai menteri kerap mengalami hambatan, terutama memantau kapal-kapal pencuri ikan di kawasan perairan nasional.
Pendiri Susi Air itu mengingatkan bahwa di dunia penerbangan bisa dipantau keberadaan berdasarkan letak pesawat sehingga dinilai hal serupa juga bisa diterapkan untuk memantau pergerakan kapal di lautan.
Sejak saat itu, ia tertarik untuk menggalang kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan teknologi digital. Salah satunya adalah dengan menggunakan Global Fishing Watch (GFW), sebuah platform teknologi hasi kolaborasi antara Google, Oceana dan SkyTruth.
"Indonesia menjadi negara pertama yang menggunakan Global Fishing Watch. Tapi ada beberapa orang yang tidak suka dan menyebut bahwa saya membuka rahasia negara," tegasnya.
Berita Lainnya
Gunungkidul tebar benih ikan di empat telaga jaga ekosistem
Kamis, 25 April 2024 14:57 Wib
Produksi ikan konsumsi di Sleman capai 55.045 ton
Selasa, 23 April 2024 15:12 Wib
DKP Gunungkidul menebar 20.000 ekor benih ikan di perairan umum
Selasa, 23 April 2024 14:12 Wib
Cegah kematian, konsumsi ikan sarden dan teri
Minggu, 14 April 2024 14:42 Wib
DKP Gunungkidul pantau titik pendaratan ikan guna memastikan stok ikan
Senin, 1 April 2024 20:28 Wib
Ingin tetap sehat-bugar, simak kiat milih makanan berbuka dan sahur
Senin, 25 Maret 2024 10:29 Wib
Hilang kontak, kapal bermuatan tujuh ton ikan
Sabtu, 16 Maret 2024 16:23 Wib
DKP Kulon Progo mengawasi penjualan olahan ikan di Pasar Jagalan
Kamis, 14 Maret 2024 15:14 Wib