Perjalanan KA lancar meski hujan abu merapi

id kereta api

Perjalanan KA lancar meski hujan abu merapi

Ilustrasi. Penumpang kereta api (Foto Antara/Wahyu Putro)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Perjalanan kereta api di wilayah kerja PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta tetap lancar dan tidak ada penundaan akibat debu vulkanik dampak dari letusan freatik Gunung Merapi, Jumat.

"Memang ada sedikit gangguan akibat debu vulkanik. Tetapi, sudah ada `wiper` yang bisa digunakan masinis untuk membersihkan debu yang menempel di kaca selama perjalanan," kata Humas PT KAI Daerah Operasi VI Yogyakarta Eko Budiyanto di Yogyakarta, Jumat.

Eko memastikan, tidak ada perjalanan kereta di Daerah Operasi VI Yogyakarta yang harus ditunda. "Semua perjalanan tetap normal sesuai jadwal. Tidak ada penundaan," katanya.

Setiap lokomotif, lanjut Eko sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk kelancaran perjalanan akibat gangguan cuaca atau hal lain.

Di Daerah Operasi VI Yogyakarta, lanjut Eko, gangguan perjalanan akibat debu vulkanik juga sempat terjadi saat Gunung Kelud meletus beberapa tahun lalu.

"Jika tumpukan debu memang tebal, maka kereta tentu akan menurunkan kecepatan. Antisipasi terhadap berbagai kendala akibat gangguan cuaca atau bencana alam sudah dilakukan," katanya.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, sebaran debu vulkanik dari letusan freatik Gunung Merapi terjadi di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta hingga Kabupaten Bantul.

Letusan freatik tersebut terjadi sekitar pukul 07.40 WIB selama sekitar lima menit dengan tinggi kolom letusan mencapai 5,5 kilometer dari puncak gunung.

Masyarakat yang wilayahnya terdampak debu vulkanik telah diimbau untuk membatasi aktivitas di luar rumah atau mengenakan masker saat beraktivitas di luar.

BPBD DIY sudah bekerja sama dengan BPBD di kabupaten/kota serta puskesmas di seluruh wilayah untuk menyediakan masker bagi masyarakat.

Debu vulkanik yang sangat halus tersebut cukup mudah masuk ke saluran pernafasan dan bisa mempengaruhi kesehatan di antaranya menyebabkan batuk, sesak nafas hingga iritasi mata. Dampak akan lebih berat apabila warga menderita alergi debu.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024