Nelayan Bantul terdampak gelombang tinggi

id dampak gelombang tinggi,nelayan bantul

Nelayan Bantul terdampak gelombang tinggi

Ilustrasi gelombang laut tinggi, dok

Bantul (Antaranews Jogja) - Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan  gelombang tinggi di Samudra Hindia dalam beberapa hari terakhir  berdampak negatif pada nelayan di daerah ini..
     
"Nelayan jelas merasakan dampaknya, karena mereka tidak bisa melaut," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Selasa.

Menurut dia, gelombang tinggi pantai selatan dengan ketinggian empat sampai tujuh meter yang terjadi dalam sepekan terakhir telah menghentikn aktivitas nelayan Bantul untuk melaut menangkap ikan, karena membahayakan.

Ia mengatakan, fenomena alam itu sangat mungkin berakibat pada produksi ikan tangkap nelayan.

"Saya kira bisa mengganggu produksi ikan tangkap kalau terus-menerus gelombang tinggi, dari BMKG 'kan juga belum menyebutkan kapan akan berakhir," katanya.

Namun demikian, kata dia, meski gelombang tinggi di pantai selatan, namun nelayan tetap bisa menjalankan perekonomiann, misalnya dengan mengolah hasil perikanan atau berdagang di tempat wisata pantai.

"Sekali lagi nelayan kita itu kita arahkan tidak hanya ke sektor lautnya, tetapi juga olahannya, sehingga kalau tidak bisa melaut menangkap ikan, bisa dimaksimalkan di sektor olahannya, olahan hasil laut itu," kata Pulung.

Ia juga mengatakan, meski hasil tangkapan ikan nelayan Bantul pada musim ini berkurang karena tidak melaut, namun untuk memenuhi kebutuhan ikan warung kuliner di pantai Bantul masih bisa mendatangkan dari luar daerah.

"Pasokan ikan ke kita itu dari luar Bantul juga ada, misalnya dari Semarang maupun pantura. Tetapi di daerah lain saya kira (gelombang tinggi) juga ada dampaknya," katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto sebelumnya mengatakan, gelombang tinggi pantai selatan DIY yang berkisar empat sampai tujuh meter pada 24-sampai 30 Juli itu karena fenomena siklon tropis di Tiongkok bagian selatan dan barat Australia.

"Fenomena ini sangat dimungkinkan berdampak pada gelombang cukup ekstrem hingga menerjang permukiman di pesisir selatan, apalagi kita lihat bersama permukiman di pesisir Bantul itu sudah sangat dekat dengan pantai," katanya.