18.300 pengunjung datangi Kampung Batik Goriloyo

id Batik Giriloyo

18.300 pengunjung datangi Kampung Batik Goriloyo

Perajin batik tulis tradisional di Giriloyo, Kabupaten Bantul, DIY (Foto ANTARA/Sidik)

 Bantul  (Antaranews Jogja) - Sebanyak 18.300 orang telah mengunjungi Kampung Batik Giriloyo di Desa Wukirsari, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, selama 2018 dari Januari hingga Juli guna belajar mengenai warisan budaya Indonesia itu. 
     
"Kalau yang belajar batik ke Giriloyo itu rata-rata per tahun sekitar 20 ribu sampai 25 ribu orang, dan pada 2018 sampai dengan Juli sudah sebanyak 18.300 orang," kata Ketua II Paguyuban Batik Giriloyo, Desa Wukirsari Nur Ahmadi di Bantul, Rabu.
     
Menurut dia, kunjungan ke Kampung Batik Giriloyo yang merupakan salah satu sentra perajin batik tulis di Bantul tersebut, selain untuk melihat langsung warisan budaya juga belajar membatik mulai dari proses awal dari kain putih sampai pada pewarnaan. 
     
 Ia mengatakan, yang berkunjung ke Kampung Batik Giriloyo yang terdapat 12 'showroom' guna menampung belasan kelompok pembatik itu dari berbagai kalangan, mulai dari pelajar SMP dan SMK sederajat, serta mahasiswa baik dalam maupun luar daerah. 
     
"Kadang dari instansi pemerintah maupun tertentu juga ada, karena biasanya kegiatan out bon mereka itu mengambil tema batik. Bahkan dari kami juga menyediakan 'home stay' bagi tamu yang menginap," kata Nur Ahmadi.
       
Menurut dia, kunjungan ke Kampung Batik Giriloyo guna belajar membatik dan mengenal lebih dalam filosofi batik ini memang sangat diharapkan guna melestarikan warisan budaya Indonesia setelah ditetapkan organisasi dunia UNESCO pada Oktober 2009.
     
"Dengan ditetapkan sebagai warisan budaya dan Jogja Kota Batik Dunia itu kalau tidak ada regenerasi, tidak ada pelestarian bisa dicabut, regenerasi bisa lewat sekolah dengan memberi pembelajaran apa itu batik dan bagaimana prosesnya," katanya.
     
 Sementara itu, kata dia, data kunjungan ke Kampung Batik Giriloyo pada 2017 sebanyak 20.714 orang, dengan demikian jika dirata-rata per bulan tingkat kunjungan sekitar 1.500 sampai 2.000 orang, yang tentu itu membawa dampak positif bagi pendapatan perajin.
       
Paket kunjungan wisata ke Kampung Batik Giriloyo yang ditawarkan paguyuban kepada wisatawan untuk belajar membatik sebesar Rp25.000 per orang dengan minimal sebanyak 25 orang, sementara jika  lengkap dengan konsumsi sebesar Rp50.000 per orang. 
       
Sedangkan kapasitas produksi batik, kata dia, minimal 10 lembar batik tulis per bulan, karena memang untuk membuat batik tulis butuh proses dan waktu lama, dan tiap kelompok yang berjumlah 30 orang mengerjakan di rumah produksi masing-masing. 
     
"Kalau satu tahun itu pendapatan dari 'showroom' bersama sekitar Rp800 juta sampai Rp900 juta, tapi kalau masing-masing 'showroom' sekitar Rp20 sampai Rp30 juta, kita ada 12 'showroom' itu yang gabung dalam paguyuban," katanya.