FPPI: SDM perempuan Papua perlu ditingkatkan

id Papua,Icw

FPPI: SDM perempuan Papua perlu ditingkatkan

Sekretaris DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia Provinsi Papua Tineke Ansaka saat ditemui di sela Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum Ke-35 International Council of Women (ICW) di Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Jumat.  (Foto Antara/Luqman Hakim) (Foto Antara/Luqman Hakim) (Foto Antara/Luqman Hakim/) (Foto Antara/Luqman Hakim)

Yogyakarta (Antaranews Jogja) - Sekretaris DPD Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia Provinsi Papua Tineke Ansaka mengatakan sumber daya manusia perempuan di Papua masih perlu ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan dengan para perempuan di wilayah lain di Indonesia.
         
"Kuncinya ada di SDM. Kalau kualitas SDM-nya cukup masalah-masalah perempuan khususnya di bidang ekonomi di Papua bisa terjawab," kata Tineke yang menjadi salah satu peserta Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum Ke-35 International Council of Women (ICW) di Grand Inna Malioboro, Yogyakarta, Jumat. 
           
Menurut Tineke, hingga saat ini jumlah perempuan yang berhasil menggeluti bidang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Papua masih kurang dari 50 persen. Hal itu, kata dia, menjadi salah satu sebab masih tingginya kemiskinan di Papua karena di sisi lain lapangan pekerjaan juga sangat terbatas. "Kalau jumlah perempuan yang berwirausaha bisa mencapai 50 persen saja, pasti perubahan dalam bidang ekonomi sudah bisa dirasakan," kata dia.
     
 Selain disebabkan masih minimnya pengetahuan perempuan tentang kewirausahaan, menurut dia, masih ditambah dengan kondisi geografis di Papua yang terlalu sulit dijangkau.  "Misalnya untuk mengirimkan barang dari satu kabupaten ke kabupaten lain, itu sangat sulit. Menggunakan kapal laut bisa sampai satu hari," kata dia.
       
Keterjangkauan akses pendidikan formal, menurut dia, belum cukup menjawab tantangan perempuan Papua dalam mengembangkan komunitas usaha. "Tidak cukup hanya dengan pendidikan formal, pengembangan keterampilan hidup, serta skill dan SDM justru lebih mereka butuhkan untuk berdaya secara ekonomi," kata dia.
       
Ia berharap dengan berpartisipasi melalui perhelatan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia dan Sidang Umum Ke-35 International Council of Women (ICW) bisa kembali menyuarakan dukungan pengembangan SDM perempuan di Papua.
       
FPPI Provinsi Papua, menurut dia, telah berupaya memberikan pelatihan usaha bagi kaum perempuan. Meski demikian masih memiliki keterbatasan sehingga memerlukan dukungan berbagai pihak termasuk pemerintah. "Kami akui, kami belum terlalu kuat memberikan dukungan pengembangan SDM karena FPPI Papua baru dibentuk empat bulan yang lalu," kata Tineke.
         
Sidang Umum Ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia itu diselenggarakan oleh ICW, Kowani (Kongres Wanita Indonesia), dan didukung penuh oleh Kementerian BUMN dan 35 BUMN, termasuk Kantor Berita Antara.