Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pemerintah kabupaten/kota di wilayah ini menggencarkan pengembangan pariwisata karena mampu menekan inflasi dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi wilayah.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia DI Yogyakarta Budi Hanoto di Kulon Progo, Kamis mengatakan pariwisata sangat luar biasa sebagai daya dorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di DIY.
Pariwisata yang ada daya dorong sekian persen mampu memberikan efek pada pertumbuhan ekonomi. Begitu juga, UMKM sangat perperan strategis dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah.
"Untuk itu, kami menyarankan sentuhlan pariwisata, sentuhlah UMKM dan sentuhlah industri kreatif, kami pastiskan pertumbuhan ekonomi wilayah akan tinggi dan cepat," katanya.
Menurut dia, kendala pertumbuhan sektor pawisata di DIY, yakni sumber daya manusia (SDM) yang menguasai pariwisata rendah, kualitas infraskturuk buruk, promosi kurang dan kebersihan lokasi wisata juga sangat kurang. Kebersihan itu merupakan tolok ukur tingkat keberhasilan pengembangan pariwisata.
"Berdasarkan survei tingkat kebersihan lokasi wisata masih kurang, begitu juga infrastruktur dan rute transportasi yang efisien menuju objek wisata," katanya.
Namun demikian, ia juga mengakui angka kemiskinan di DIY masih sangat tinggi, dibanding kemiskinan tingkat nasional, begitu juga ketimpangan ekonomi juga sangat tinggi.
"Berdasarkan analisasi internal BI, yakni adanya distribusi pendapatan ekonomi yang tidak merata antara Kota Yogyakarta dengan kabupaten lain di DIY, seperti Gunung Kidul dan Kulon Progo," kata Budi.
Ia mengatakan buruknya gini rasio di DIY juga disebabkan ketimpangan kondisi infrastruktur antara kota dengan kabupaten, seperti Gunung Kidul. Meski di Gunung Kidul menjadi tujuan wisata, banyak wisatawan mancanegara dan wisatawan dalam negeri berkunjung ke objek wisata Gunung Kidul, tapi makan dan menginapnya tetap di Kota Yogyakarta.
"Hal ini dikarenakan tidak adanya sarana pendukung seperti jaringan listrik, internet, dan hotel, sehingga wisman dan wisatawan dalam negeri lari ke Kota Yogyakarta. Solusinya, bagaimana membangun akses di kabupaten yang memilki potensi wisata dengan dilengkapi wifi, listrik dan hotel yang bagus, sehingga memperpanjang waktu tinggal, yang diharapkan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.
Berita Lainnya
Lydiana, mahasiswi Indonesia, rebut penghargaan film dokumenter di China
Sabtu, 27 April 2024 7:11 Wib
"Paylater" di Indonesia perlu diatur, jangan sampai jadi bumerang
Sabtu, 27 April 2024 7:02 Wib
Indonesia ikuti pelatihan penegakan hukum kekayaan intelektual ASEAN-USPTO
Sabtu, 27 April 2024 6:54 Wib
Uzbekistan musuh Timnas U-23 Indonesia di semifinal
Sabtu, 27 April 2024 6:21 Wib
"Bali Maritime Tourism Hub", pulihkan pariwisata-ekonomi Indonesia
Sabtu, 27 April 2024 6:04 Wib
'Indonesian Day', mahasiswa Thailand diajak dalami budaya RI
Sabtu, 27 April 2024 5:53 Wib
Pemerintah terapkan belajar berbasis produk cetak SDM inovatif di Indonesia
Sabtu, 27 April 2024 5:37 Wib
"Menjelang Ajal", film horor mengerikan soal pesugihan
Sabtu, 27 April 2024 5:34 Wib