Kodim 0730/Gunung Kidul angkat air dari Gua Pulejajar

id Gua Pulejajar,Air bawah tanah

Kodim 0730/Gunung Kidul angkat air dari Gua Pulejajar

Anggota Kodim 0730/Gunung Kidul meninjau sumber mata air bawah tanah di Gua Pulejajar, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo. Kodim 0730 berupaya angkat air bawah tanah untuk mencukupi kebutuhan air warga. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Gunung Kidul (ANTARA) - Komando Distrik Militer (Kodim)  0730/Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya mengangkat air dari  sumber mata air bawah tanah yang ada di Gua Pulejajar, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, untuk mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat sekitar.

Komandan Kodim 0730 Letkol Inf Noppy Laksana Armiyanto di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan bencana kekeringan sudah menjadi langganan di Gunung Kidul.

Untuk itu dibutuhkan upaya serius mengatasi persoalan kekeringan, salah satu cara yang dilakukan yakni, mengangkat sumber mata air di dalam gua untuk dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

"Pengambilan air di dalam goa sedalam 1,2 kilometer ini kita lakukan untuk mengatasi kekeringan di wilayah Girisubo," katanya.

Menurut Noppy, jajaran TNI AD bekerja sama dengan pihak tarkait lainnya untuk berusaha mengangkat air di sungai bawah tanah. Rencananga air diangkat dengan menggunakan sistem grafitasi, air kita angkat dari kedalaman 1,2 km dan ternyata membuahkan hasil.

"Mudah-mudahan segera terinstal dengan baik, sehingga kebutuhan air bersih masyarakat saat kemarau ini dapat terpernuhi," ujarnya.

Menurut Noppy, dengan berbagai perlengkapan yang ia dapatkan dari Kepala Staf Umum TNI, ia mentargetkan waktu selama empat bulan ke depan bisa terselesaikan.

"Kegiatan ini kita lakukan setiap Sabtu dan Minggu. Dan semoga target kami empat bulan ke depan bisa terinstal secara keseluruhan sehingga dapat segera untuk mengatasi kekeringan," ujar Letkol Noppy.

Dia berharap berhasilnya pengangkatan sumber mata air ini ke depan akan menjadi pilot projek untuk wilayah lain demi mengatasi kekeringan yang merundung warga pesisir Gunung Kidul.

"Harapan kami keberhasilan di wilayah ini mampu dijadikan acuan di wilayah lain, sehingga bisa merata untuk mengatasi kekeringan," katanya.

Pegiat Komunitas Merangkul Bumi (Kombi) Rubiyanto mengatakan potensi air di Luweng Pulejajar sangat besar, karena pada saat musim hujan bisa mencapai 150 liter per detik. Sedang pada saat kemarau, kapasitasnya di kisaran 50 liter per detik. Sayangnya, dari potensi tersebut air yang diangkat baru mencapai 1,18 liter per detik.

"Kami berharap dengan menambah saluran pipa ukuran tiga inch ke dalam gua, debit bisa ditingkatkan dari 1,18 liter per detik menjadi empat liter per detik," harapnya.
Baca juga: Kodim 0730 membangun lapangan tembak pistol