Kulon Progo mewacanakan relokasi petambak udang selatan BIY ke Banaran

id Tambak udang,relokasi tambak

Kulon Progo mewacanakan relokasi petambak udang selatan BIY ke Banaran

Petambak yang tergabung dalam Paguyuban Petambak Udang Glagah, Palihan, Jangkaran (Galitanjang) melakukan audiensi dengan Pemenerintah Kabupaten Kulon Progo. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mewacanakan untuk merelokasi petambak udang yang terkena dampak penanaman sabuk hijau selatan Bandara Internasional Yogyakarta ke Desa Banaran, Kecamatan Galur, di lahan seluas 116 hektare.

Asisten II bidang Perekonomian Pembangunan dan Sumber Daya Alam Setda Kulon Progo Bambang Tri Budi di Kulon Progo, Rabu, mengatakan berdasarkan pembahasan revisi rencana tata ruang wilayah (RTRW), zonasi budi daya perikanan air payau berada di kawasan Desa Banaran, Kecamatan Galur.

"Saat ini, kawasan budi daya perikanan air payau yang sudah berlangsung seluas 25 hektare, direncanakan diperluas menjadi 116 hektare. Semoga mengakomodir petambak udang se-Kabupaten Kulon Progo, dan petambak udang selatan Bandara Internasional Yogyakarta," kata Bambang dalam  audiensi dengan petambak yang tergabung dalam Paguyuban Petambak Udang Glagah, Palihan, Jangkaran (Galitanjang).

Ia mengatakan Bandara Internasional Yogyakarta merupakan proyek strategis nasional. Pemkab diberi amanah melalukan penanam sabuk hijau dalam rangka mitigasi bencana dan mengantisipasi bencana tsunami.

"Ini amanah pemerintah pusat. Kami jajaran Pemkab Kulon Progo untuk menata, menertibkan seluruh aktivitas di selatan BIY, sekaligus memfasilitasi masyarakat yang ada di sana. Mudah-mudahan ada formulasi di sana, seperti relokasi petambak udang ke tempat baru," katanya.

Selain itu, lanjut Bambang, pemkab berusaha mendesain pemanfaatan Pantai Congot-Glagah supaya lebih menarik, lebih baik dan memudahkan aktivitas masyarakat sehingga menjadi kawasan wisata.

"Kami mendukung masyarakat memanfaatkan kawasan selatan bandara untuk kegiatan ekonomi produktif, tapi kami berharap sesuai dengan aturan yang ada," katanya.

Bambang mengimbau petambak udang selatan BIY untuk tetap mengosongkan tambak udang yang telah kosong. Sehingga pada Oktober 2019 langsung bisa dilakukan penanaman sabuk hijau.

"Kalau sudah kosong jangan diisi lagi. Kami akan menanam sabuk hijau pada Oktober nanti," kata dia.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kulon Progo Sudarna mengatakan relokasi petambak udang ke Banaran merupakan solusi realistis sehingga tambak udang berada dalam satu kawasan.

"Kami juga mudah untuk melakukan pengawasan dan pembinaan," katanya.

Ketua Paguyuban Galitanjang Agung Supriyanto mengharapkan, ada solusi lain yang lebih bisa mengakomodir Galitanjang. Opsi yang ia berikan, yakni membiarkan Galitanjang tetap beroperasi di selatan BIY, dengan imbal balik, petambak merawat sabuk hijau.

"Kami meyakini ada jalan untuk membuat tambak tetap beroperasi di selatan BIY bersamaan dengan penanaman pohon cemara udang," katanya.

Baca juga: Ratusan tambak udang di selatan Bandara Yogyakarta Airport Yogyakarta masih beroperasi