GrabBike dukung para pejuang #AntiNgaret di Indonesia

id grab,grabbike,antingaret

GrabBike dukung para pejuang #AntiNgaret di Indonesia

Kiri ke kanan, City Manager 2-Wheel Yogyakarta Grab Indonesia Habdillah Anuraga, sosiolog Bayu A Yulianto, dan Senior Manager Marketing 2-Wheel Grab Indonesia Michael Dwi Putra (foto istimewa)

Yogyakarta (ANTARA) - Layanan transportasi roda dua milik Grab yakni GrabBike menghadirkan kampanye #AntiNgaret untuk mendukung para pejuang #AntiNgaret dan meningkatkan produktivitas masyarakat Indonesia.

"Kami menghadirkan kampanye #AntiNgaret di delapan kota besar Indonesia, yakni Semarang, Yogyakarta, Medan, Bandung, Makassar, Surabaya, Palembang, dan Jabodetabek," kata Senior Manager Marketing 2-Wheel Grab Indonesia Michael Dwi Putra di Antologi Collaborating Space Yogyakarta, Kamis.

Ia mengatakan, kampanye #AntiNgaret hadir di kota-kota tersebut dengan semangat mendukung setiap orang agar lebih tepat waktu mengejar berbagai hal. 

"Di era kemajuan masyarakat modern sekarang ini penggunaan waktu harus efektif dan efisien, sehingga tidak terjerumus menjadi masyarakat yang selalu membiasakan mengulur waktu atau ngaret," katanya.

Menurut dia, memanfaatkan waktu secara maksimal akan berimbas pada produktivitas kerja dan mempengaruhi perekonomian negara. Oleh karena itu, pihaknya sangat mendukung peningkatan produktivitas kerja dengan menghargai waktu, salah satunya mengkampanyekan gerakan antingaret.

"Sebenarnya, kami ingin meng-'highlight' tentang fenomena ngaret yang mungkin sudah sangat populer di Indonesia. Bukan kami memfasilitasi orang yang sudah terbiasa malas, tetapi justru orang-orang yang sangat menghargai waktu. Kami menyebutnya sebagai orang-orang pejuang antingaret," kata Michael.

Sosiolog dan peneliti independen Bayu A Yulianto menjelaskan ngaret telah menjadi kebiasaan orang Indonesia yang sudah menjadi "tradisi" di mana sulit untuk ditinggalkan.

Asumsi bahwa orang Indonesia tak bisa lepas dari ngaret kini sudah menjadi "stereotype" karena mereka sulit menjaga waktu, khususnya ketika membuat janji dalam sebuah pertemuan.

"Dampaknya, produktivitas bisa terganggu. Untuk bisa meminimalisir kebiasaan yang sudah menjamur sebagai fenomena sosial ini, masyarakat sebetulnya bisa memanfaatkan transportasi online sebagai armada pendukung mereka dalam mencapai tempat tujuan dengan nyaman dan cepat," kata Bayu.

City Manager 2-Wheel, Yogyakarta, Grab Indonesia Habdillah Anuraga mengatakan meski ngaret telah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dihindarkan oleh masyarakat Indonesia, sebagian besar orang justru tidak ingin terjebak dalam kebiasaan terus-terusan mengulur waktu.

"Mereka yang kami sebut sebagai pejuang #AntiNgaret ini selalu berusaha semaksimal mungkin agar bisa mencapai tujuan dengan 'on time'," katanya.

Oleh karena itu, Grab menjadikan GrabBike sebagai armada pendukung untuk mereka yang terus mengejar berbagai hal yang berarti, tentunya dengan ketepatan waktu penjemputan.

Dengan jumlah armada yang memadai serta informasi mengenai estimasi waktu kedatangan mitra pengemudi saat memesan, pengguna dapat tiba di tujuan dengan lebih cepat.

"Hal ini sejalan dengan misi baru kami untuk mendorong Indonesia maju dengan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan menciptakan akses kepada layanan harian berkualitas tinggi dan juga aman," katanya.

Ia mengemukakan Grab juga memiliki lebih dari 90 orang tim pemetaan di Indonesia yang akan membuat perjalanan para pejuang #AntiNgaret dengan GrabBike menjadi lebih optimal.

Tim tersebut bertugas membangun "point of interest" (POI) dan titik hijau sebagai lokasi penjemputan untuk memudahkan proses perjalanan mitra pengemudi dan penumpang Grab.

"Dengan demikian, rute yang diarahkan juga lebih efisien dan estimasi waktu tiba menjadi lebih akurat dan akan menambah ketepatan waktu," kata Habdillah.

Grab merupakan decacorn pertama di Asia Tenggara dan Grab Indonesia telah menjadi salah satu unicorn di Indonesia. Saat ini, Grab menyediakan layanan dengan jangkauan terluas di Asia Tenggara di 338 kota yang tersebar di 8 negara dengan lebih dari 152 juta unduhan aplikasi, termasuk Indonesia tempat Grab beroperasi di 224 kota dari Sabang hingga Merauke.

Berdasarkan hasil penelitian Riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics, Grab telah berkontribusi sebesar Rp48,9 triliun bagi perekonomian Indonesia pada 2018. Selain transportasi, bisnis layanan pesan-antar makanan GrabFood juga berkembang pesat di Indonesia, beroperasi di 178 kota di Indonesia dengan volume pengiriman tumbuh hampir 10 kali lipat pada 2018. 
 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024