Khamenei inginkan Iran menanggalkan harapan akan bantuan Eropa

id Ali Khamenei,Perjanjian nuklir Iran,sanksi Amerika,bantuan Eropa

Khamenei inginkan Iran menanggalkan harapan akan bantuan Eropa

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melambaikan tangannya saat ia tiba untuk memberikan pidato dalam upacara peringatan 30 tahun kematian pendiri Republik Islam Ayatollah Ruhollah Khomenei di Tehran, Iran, Selasa (4/6/2019). Ayatollah Ali Khamenei dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat. Official Khamenei website/Handout via REUTERS/nz/cfo (REUTERS/HANDOUT)

Dubai (ANTARA) - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pada Kamis bahwa negara-negara Eropa tidak mungkin membantu Iran melawan sanksi Amerika Serikat (AS), dan Teheran "harus menanggalkan semua harapan" dalam hal itu, menurut situs resminya.

Inggris, Prancis dan Jerman, adalah pihak-pihak dalam perjanjian nuklir tahun 2015 dengan Iran, telah mencoba untuk mengatur mekanisme perdagangan dengan menukar barang-barang bantuan kemanusiaan dan makanan dengan Iran setelah Amerika Serikat menarik diri dari perjanjian tahun lalu dan memberlakukan kembali sanksi. Namun mekanismenya masih belum berjalan.

Iran telah berulang kali mengatakan akan meningkatkan kegiatan nuklirnya kecuali jika negara-negara Eropa berbuat lebih banyak untuk melindungi ekonominya dari dampak sanksi AS.

"Terlepas dari janji-janji mereka, orang-orang Eropa praktis mematuhi sanksi Amerika dan tidak mengambil tindakan apa pun serta tidak mungkin melakukan apa pun untuk Republik Islam di masa depan. Jadi, kita harus menanggalkan semua harapan pada Eropa," kata Khamenei.



"Seharusnya tidak ada kepercayaan di negara-negara yang telah memegang panji permusuhan terhadap sistem Islam (Iran), yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa, karena mereka secara terbuka memusuhi rakyat Iran," kata Khamenei.

"Jalan menuju interaksi dan negosiasi telah terbuka untuk semua negara selain Amerika dan rezim Zionis (Israel)," kata Khamenei kepada anggota badan ulama yang kuat.

Sumber: Reuters