Beijing (ANTARA) - Pasar bedah kosmetik atau operasi plastik di China sedang tumbuh sangat pesat bahkan telah menghasilkan pendapatan 256 miliar yuan (sekitar Rp512 triliun) setahun.
Pendapatan tersebut naik 30 persen dalam lima tahun terakhir. Ini berarti warga China lebih cantik, demikian komentar Gengmei, aplikasi bedah kosmetik di China, Sabtu.
Gengmei juga memperkirakan pasar bedah komestik di China bakal menembus angka 1 triliun yuan pada 2025.
Dari 25 klinik estetika medis yang beroperasi di China sepanjang 2019, yang paling top beroperasi di 10 kota besar, di antaranya Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Chengdu.
Sekitar 32 persen konsumen berasal dari kota-kota utama tersebut, sedangkan 35 persennya dari kota kelas II.
Gengmei mencatat 13 persen konsumen klinik bedah plastik adalah kaum pria dengan 21 persen berlatar pendidikan master ke atas.
Sekitar 40 persen konsumen memiliki pendapatan rata-rata per bulan sebesar 10.000 hingga 20.000 yuan (Rp20 juta-Rp40 juta).
Hasil survei Gengmei yang dikutip China Daily menemukan bahwa 15 persen konsumen bedah kosmetik merupakan generasi 2000-an dan 47 persen generasi 1990-an.
Konsumen Gengmei paling banyak melakukan operasi plastik pada bagian hidung, mata, dan kontur wajah.
"Kaum perempuan China sekarang tidak cukup hanya mengandalkan kosmetik. Banyak sekarang yang melakukan bedah plastik," kata Weini, perempuan asal Guangdong kepada Antara belum lama ini.
Sekitar 10 atau 15 tahun yang lalu, perempuan dari Kota Shanghai yang paling banyak melakukan "permak", khususnya pada bagian wajah.
Namun sekarang sudah banyak perempuan dari kota-kota besar lain yang melakukannya seiring dengan makin tersebarnya fasilitas bedah kosmetik di seluruh pelosok daratan China.