Pelaku IKM Kulon Progo didorong jual produk secara daring

id Pelaku IKM,Produk lokal,Disperindag Kulon Progo,Kulon Progo

Pelaku IKM Kulon Progo didorong jual produk secara daring

Pelaku IKM di kawasan Bukit Menoreh Kabupaten Kulon Progo terlibat dalam pengembangan objek wisata berbasis ekonomi kreatif lokal. Kopi Menoreh dan Kopi Suroloyo menjadi salah satu produk lokal unggulan. (Foto ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong pelaku industri kecil menengah di wilayah ini mulai menjual produk lokal melalui media daring (dalam jaringan) untuk menghadapi pasar global dan industri 4.0.

Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kulon Progo Dewantoro di Kulon Progo, Rabu, mengatakan saat ini, pelaku industri kecil menengah (IKM) mulai menjual produknya secara daring, namun jumlahnya belum banyak.

"Beberapa pelaku IKM yang generasi muda memang sudah menjual produk IKM secara daring, tapi pelaku IKM yang umurnya sudah tua tidak ada," kata Dewantoro.

Ia mengatakan pelaku IKM yang menjual secara daring, yakni penjual roto dan makanan olahan yang pelakunya generasi muda, seperti Coklat Makaryo. Ia mengakui, pelaku IKM di Kulon Progo gagap teknologi.

"Pelaku IKM ini kebanyakan sudah tua dan tradisional. Kemudian, di daerah kawasan Bukit Menoreh, seperti Kokap, Girimulyo, dan Samigaluh susah jaringan, yang menghambat pemasaran secara daring," katanya.

Selain itu, lanjut Dewantoro, pihaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada pelaku industri kecil dan menengah mengolah potensi lokal untuk diproduksi supaya memiliki nilai jual dan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat.

Pelatihan ini difokuskan bagi pelaku IKM yang memanfaatkan bahan baku lokal agar menjadi produk yg mempunyai nilai ekonomis yg kompetitif.

"Kami memberikan pelatihan pemanfaatan bahan baku untuk produk - produk yang bisa dipromosikan dan laku untuk mendukung KSPN Borobudur. Masyarakat harus siap menyambut Bukit Menoreh sebagai pusat wisata baru," katanya.

Dewantoro mengatakan potensi di Bukit Menoreh sangat banyak, seperti empon-empon, teh, kopi, bunga krisan, durian, kelengkeng hingga minyak atsiri. Bahan baku lokal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan Bukit Menoreh, yakni Kecamatan Kokap, Samigaluh, Kalibawang, Nanggulan dan Girimulyo.

"Adanya KSPN Borobudur, sepanjang jalan di kawasan Bukit Menoreh "uang berceceran". Untuk itu, kami mulai mempersiakan sumber daya manusia (SDM) dari sisi ketrampilan supaya mereka tidak hanya menjadi penonton saat wisata Bukit Menoreh menjadi tujuan utama wisata," katanya.

Rencananya, lanjut Dewantoro, Disperindag mendampingi masyarakat Jatimulyo, Girimulyo mengembangkan kawasan usaha rakyat untuk komoditas empon-empon. Yakni mengajari masyarakat membuat jamu dan bagaimana pengemasan, serta penjualan.

"Kami berharap pengembangan industri kecil empon-empon menggerakkan ekonomi masyarakat dan mendukung pariwisata. Pelaku IKM dapat menjual jamu mereka di objek-objek wisata yang dikembangkan masyarakat," katanya.

Selanjutnya, Disperindag juga mendampingi masyarakat mengembangkan komoditas teh, kopi, minyak atsiri dan bunga krisan di Kecamatan Samigaluh. Potensi bahan baku tersebut mudah dijumpai, sehingga perlu dikemas dengan baik supaya mendukung pariwisata di wilayah tersebut.

"Kami berharap masyarakat mulai mengembangkan potensi lokal untuk kesejahteraan mereka. Kami juga mendorong produk lokal ini menjadi komoditi ekspor, sehingga mampu mendongkrak produk lokal yang memiliki nilai ekonimis tinggi," harapnya.

Dewantoro juga mengatakan saat ini, Disperindag Kulon Progo sedang mempersiapkan pondok pesantren yang mengembangkan kewirausahaan santrinya dapat kerja sama dengan Kementerian Perdagangan.

"Kami mohon doa restu masyarakat Kulon Progo, pada Maret depan akan disurvei Kementerian Perdagangan," harapnya.
Pelaku IKM di kawasan Bukit Menoreh Kabupaten Kulon Progo terlibat dalam pengembangan objek wisata berbasis ekonomi kreatif lokal. Hasil kerajinan masyarakat samigaluh adalah JK Wacth atau Jusuf Kalla Wacth atau Jam Kulon Progo. (Foto ANTARA/Sutarmi)
Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Budi Utomo Putro mendukung Disperindag dalam pemanfaatan bahan lokal menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

"Kami mengharapkan Disperindag lebih menggali potensi lokal supaya dapat memberdayakan ekonomi masyarakat," katanya.