Gunung Kidul (ANTARA) - Ribuan pelaku wisata di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terkena dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan sektor pariwisata di wilayah ini lumpuh, sehingga disarankan membuka peluang usaha lainnya.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunung Kidul Hary Sukmono di Gunung Kidul, Senin, mengatakan dari 42 destinasi yang ada di Gunung Kidul melibatkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebanyak 3.635 orang.
"Mereka terkena dampak pandemi COVID-19 karena saat ini sektor pariwisata di Gunung Kidul ditutup total, otomatis tidak ada kegiatan ekonomi," kata Hary.
Ia mengatakan pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dalam melakukan pendataan terhadap pelaku wisata yang terdampak. Selanjutnya sesuai ketentuan dari pemerintah pusat, diarahkan untuk mendapatkan kartu prakerja dan pelatihan sesuai yang diminati.
“Sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, kami koordinasi dengan dinas tenaga kerja,” katanya.
Ia memprediksi estimasi kehilangan peredaran uang sampai akhir Mei mendatang dari jasa wisata diperkirakan mencapai Rp100 miliar. Sehingga bila kondisi pandemi COVID-19 masih belanjut, maka sampai Desember nanti perkiraannya bisa mencapai lebih dari Rp500 miliar.
Hary menyebut sesuai dengan arahan pemerintah pusat, untuk Maret sampai Mei mendatang merupakan masa tanggap darurat. Kemudian pada Juni hingga Desember yakni masa pemulihan. Sedangkan selama satu tahun pada 2021 nanti, yakni masa normalisasi.
Hary menyarankan supaya para pelaku wisata ini bisa tetap survive melewati masa pandemi ini, supaya mencari peluang usaha baru guna mencukupi kebutuhan ekonominya.
“Ikuti anjuran pemerintah, kami berusaha untuk bisa menyelamatkan sektor pariwisata. Pelaku wisata kami sarankan mencoba peluang usaha, coba usaha lain untuk masa tanggap darurat ini. Selain itu sabar dan berdoa agar segera berlalu masa pandemi ini,” katanya.
Sementara itu, Bidang Pemasaran Pokdarwis Gunung Api Purba Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Heru Purwanto mengatakan ada lebih dari seratus orang dari anggota pokdarwisnya yang terdampak ekonomi karena penutupan destinasi sejak Maret lalu.
Heru mengatakan para pelaku wisata saat ini beralih profesi berkebun dan bertani untuk mencukupi kebutuhan.
"Sampai sejauh ini belum ada insentif yang diberikan dari pemerintah. Namun ada arahan supaya melakukan pengisian data untuk mendapatkan kartu prakerja dan pelatihan," katanya.
Berita Lainnya
Vaksin COVID-19 buatan RI lebih aman
Jumat, 3 Mei 2024 19:47 Wib
19 orang meninggal akibat jalan raya di China ambles
Rabu, 1 Mei 2024 20:26 Wib
Dewa 19 gebrak Soul Intimate Concert 2.0, penonton terhipnotis
Sabtu, 20 April 2024 7:28 Wib
Polisi gulung lima penyelundup 19 kg sabu dari Malaysia
Rabu, 17 April 2024 5:55 Wib
19 ribu wisatawan banjiri Kebun Binatang Surabaya
Senin, 15 April 2024 0:21 Wib
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
19 anggota geng motor bikin resah dicokok polisi
Senin, 1 April 2024 6:58 Wib