Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti mengajak masyarakat agar tidak larut dalam isu teori konspirasi soal COVID-19 yang justru kontraproduktif terhadap penanganan penularan virus corona jenis baru SARS-CoV-2 itu.
"Saat ini kita larut pada berbagai macam teori konspirasi yang cenderung negatif untuk menyikapinya, daripada merespons dengan sikap konstruktif," kata Mu'ti dalam pengajian daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.
Menurut dia, teori konspirasi sebaiknya disikapi masyarakat, khususnya umat Islam, secara proporsional sehingga tidak menghabiskan energi dan kontraproduktif serta tidak kunjung menyelesaikan persoalan wabah COVID-19.
Dalam perintah agama Islam yang tertuang dalam Al Quran, kata dia, mengedepankan pentingnya umat untuk mencari solusi terhadap persoalan, salah satunya dengan riset, terhadap fenomena di sekitar. Riset, artinya perlu keilmuan yang cukup dalam usaha mencari solusi.
Terkait dengan itu, lanjut dia, Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dalam memecahkan berbagai persoalan. Ilmu pengetahuan sama pentingnya dengan kajian teologis. Keduanya harus dihadirkan dalam satu tarikan napas yang tidak dapat dipisahkan.
Komentar Mu'ti itu seiring adanya kecenderungan respons umat Islam terhadap COVID-19 yang lebih banyak disikapi dengan kerohanian daripada respons keilmuan. Dengan begitu, sangat mudah terjebak pada perdebatan konspirasi yang kontraproduktif dan tidak solutif.
Dia mengatakan ajaran Islam sangat menekankan pentingnya ilmu dan meningkatkan kualitas literasi yang mencerahkan umat sehingga tidak mudah termakan isu-isu yang kontraproduktif dalam menangani COVID-19.
"Ada fenomena beragama cenderung dimaknai sebagai ritual daripada kajian intelektual. Kalau kita baca ayat-ayat Al Quran, dua persen berbicara mengenai ilmu. Wahyu yang turun pertama itu ilmu, perintah membaca," kata dia.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib