Masyarakat mengaku terbantu RDT massal gratis oleh Pemkab Sleman

id Rapid Test massal,Rapid Test Indogrosir,Swalayan Indogrosir Sleman,Indogrosir Mlati Sleman,COVID-19,Virus Corona,Kabupat

Masyarakat mengaku terbantu RDT massal gratis oleh Pemkab Sleman

Masyarakat yang sempat berbelanja di swalayan Indogrosir Mlati Sleman pada 19 April hingga 4 Mei 2020 mengikuti tes cepat massal di GOR Pangukan Sleman. Foto Antara) HO-Humas Pemkab Sleman

Sleman (ANTARA) - Masyarakat yang sempat berbelanja di swalayan Indogrosir Mlati, Sleman mengaku terbantu dengan adanya "rapid test" atau tes cepat secara massal yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Sleman,  Daerah Istimewa Yogyakarta pada 12 hingga 14 Mei setelah adanya temuan klaster penyebaran COVID-19 di pusat perbelanjaan tersebut.

"Tes cepat massal gratis ini menandakan cepatnya respon pemerintah terhadap kasus konfirmasi positif salah satu karyawan di swalayan Indogrosir pada 25 April 2020," kata H (29) asal Sleman usai mengikuti tes massal di GOR Pangukan, Sleman, Rabu.

Menurut dia, dengan mengikuti tes cepat massal ini, dirinya ingin mengetahui apakah menjadi salah satu ODP, PDP, OTG, apalagi positif.

"Sehingga jika terjadi hal-hal tersebut dapat diketahui 'follow up'-nya dan tidak menyebar kemana-mana," katanya.

Dia mengakui melakukan tes cepat ini meskipun merasa dirinya selama ini tidak bergejala.

"Motivasinya ikut tes cepat bahkan telah ada sebelum Pemkab Sleman menggelar RDT massal gratis ini," katanya.

Pengakuan yang sama disampaikan S salah seorang pedagang yang secara rutin berbelanja produk dagangannya di swalayan Indogrosir, Sleman berniat mengikuti prosedur yang diterapkan pemerintah usai pengumuman kasus positif tersebut.

"Karena sudah ada fasilitas dari pemerintah kita gunakan saja," katanya.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr Novita Krisnaeni, M.Ph di sela-sela tes cepat massal hari kedua mengungkapkan apresiasinya terhadap masyarakat yang telah kooperatif selama prosedur tes berlangsung.

"Dari proses administrasi hingga pengambilan darah dibutuhkan waktu 10 menit, seluruh peserta pun terpantau aman dan terkendali dengan yang lansia dan ibu hamil kami dahulukan," katanya.

Menurut dia, hasil dari tes cepat dapat langsung diketahui 15 menit usai prosedur. Masyarakat pun yang diketahui reaktif akan segera mendapat tindak lanjut dari paramedis.

"Setelah data diolah, daftar peserta tes yang nonreaktif kami kembalikan ke Dinas Kominfo Sleman untuk disampaikan ke peserta secara daring melalui laman rdt.slemankab.go.id," katanya.

Namun untuk peserta tes cepat yang reaktif langsung diarahkan ke Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan Sleman.

"TGC ini bersama puskesmas yang akan menginformasikan ke pasien. Pasien ini nanti akan dijemput dan didaftarkan untuk tes swab di rumah sakit," katanya.

Novi mengatakan, apabila tes swab sudah siap pasien dapat langsung dites namun apabila rumah sakit penuh para pasien akan ditempatkan di Asrama Haji Sleman sebagai sarana karantina.

"Pasien reaktif setidaknya akan ikut tes swab tiga kali jadi di rumah sakit selama 4 sampai 5 hari, lalu pasien dengan tes swab hasil negatif bisa kembali ke rumah untuk isolasi mandiri sementara pasien dengan hasil positif lanjut isolasi rumah sakit hingga hasil tes dua kali negatif," katanya.
Masyarakat yang sempat berbelanja di swalayan Indogrosir Mlati Sleman pada 19 April hingga 4 Mei 2020 mengikuti tes cepat massal di GOR Pangukan Sleman. Foto Antara) HO-Humas Pemkab Sleman
Pewarta :
Editor: Luqman Hakim
COPYRIGHT © ANTARA 2024