Kandungan pro-vitamin A pisang lokal lebih tinggi dibanding pisang impor

id pisang lokal, peneliti MRCPP, Machung Malang,pisang impor, pro-vitamin A,kabar baik,berita baik,sembuh dari covid,Kesehatan

Kandungan pro-vitamin A pisang lokal lebih tinggi dibanding pisang impor

Berdasarkan hasil penelitian MCRPP Malang disebutkan bahwa Pisang Agung Semeru khas Kabupaten Lumajang diklaim memiliki kandungan pro-vitamin A lebih tinggi 40-90 persen dari pisang impor (ANTARA/HO/Universitas Ma Chung Malang)

Selain kaya akan pro-vitamin A, pisang Agung Semeru ini kaya akan nutrisi, seperti asam amino, asam organik, dan gula yang dibutuhkan tubuh sehat.
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Hasil penelitian para peneliti Ma Chung Research Center for Photosynthetic Pigments (MRCPP) Universitas Ma Chung, Malang, menunjukkan buah pisang Agung Semeru dari Lumajang memiliki kandungan pro-vitamin A lebih tinggi 40-90 persen dibanding pisang cavendish impor.

Peneliti MRCPP, Universitas Ma Chung, Rosita D Chandra di Malang, Jawa Timur, Senin, mengemukakan hasil penelitian ini telah dipublikasi di jurnal internasional bergengsi Q2, yakni International Journal of Food Science.

"Selain kaya akan pro-vitamin A, pisang Agung Semeru ini kaya akan nutrisi, seperti asam amino, asam organik, dan gula yang dibutuhkan tubuh sehat. Kebutuhan harian seseorang mendapat asupan vitamin A dan nutrisi itu cukup dengan mengonsumsi 150 gram pisang khas Kabupaten Lumajang ini," kata Rosita.

Baca juga: Kasus COVID-19 di Bantul pada kurva menuju puncak

Ia mengemukakan asupan vitamin A sangat penting untuk mata, juga diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel dan jaringan tubuh jika terjadi kerusakan, bahkan vitamin A ini adalah salah satu vitamin yang penting untuk kinerja organ tubuh dan sistem kekebalan tubuh.

Baru-baru ini Organisasi Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) memprediksi dampak pandemi virus corona pada krisis pangan dunia, termasuk Indonesia.

Sejumlah daerah di Indonesia bahkan dilaporkan telah mengalami defisit pasokan bahan pangan. Defisit terjadi pada pasokan beras, jagung, cabai, bawang merah, telur ayam, gula pasir, dan bawang putih. Pemerintah terus memastikan rantai distribusi bahan pokok tersebut tidak terhambat.

Baca juga: Menko Perekonomian : Pemerintah siapkan protokol jelang "new normal"

Tidak dapat dipungkiri, kecukupan bahan pangan menjadi amunisi utama sebuah negara bertahan di tengah pandemi COVID-19. Namun, terdapat laporan bahwa Indonesia masih menggantungkan ketersediaan sejumlah bahan pangan dari impor karena minimnya produksi di dalam negeri.

Sementara itu, Direktur MRCPP dan peneliti utama Dr Tatas Brotosudarmo mengemukakan penelitian pisang Agung Semeru khas Kabupaten Lumajang ini melihat potensi pisang lokal sebagai salah satu solusi untuk mengatasi krisis pangan di Indonesia.

Brotosudarmo yang juga Wakil Ketua Bidang Sains dan Kebijakan, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia itu mengusulkan pemerintah harus melihat kembali potensi biodiversitas pangan lokal Indonesia untuk menghadapi krisis pangan ke depan.

"Penelitian dari Rosita D. Chandra ini memberikan landasan ilmiah bahwa pisang Agung Semeru khas Kabupaten Lumajang ini mampu mencukupi kebutuhan asupan vitamin dan nutrisi untuk masyarakat," ucapnya.

Dengan hasil penelitian ini, masyarakat Indonesia bisa mendapatkan asupan makanan yang kaya gizi dengan harga yang relatif murah karena ketersediaannya melimpah.
 
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024