Shelter isolasi Yogyakarta digunakan untuk warga RDT reaktif

id shelter, isolasi, rapid test reaktif

Shelter isolasi Yogyakarta digunakan untuk warga RDT reaktif

Ilustrasi rapid test acak di Yogyakarta (Eka AR)

Yogyakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Yogyakarta tetap mengelola shelter yang dimanfaatkan untuk kebutuhan isolasi atau karantina, meski saat ini lebih banyak digunakan untuk warga dengan hasil rapid test reaktif.

“Awalnya, shelter ini banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan isolasi mandiri para pendatang yang tidak memiliki ruangan khusus di rumah tujuan. Tetapi, sekarang lebih banyak dimanfaatkan untuk isolasi warga dengan rapid test reaktif,” kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Okto Heru Santosa dihubungi di Yogyakarta, Minggu malam.

Dengan demikian, lanjut dia, warga tidak lagi menempati shelter tersebut selama 14 hari tetapi rata-rata hanya menempati lima hingga tujuh hari sembari menunggu hasil uji swab.

“Dulu, banyak pendatang yang menempati shelter selama 14 hari terutama dari daerah yang sudah terdeteksi transmisi lokal. Setelah 14 hari dan jika kondisi kesehatannya baik, maka mereka bisa pulang ke keluarganya karena dinilai ‘menang’ dari infeksi virus,” katanya.

Namun saat ini, lanjut dia, warga dengan hasil rapid test reaktif lebih banyak menempati shelter tersebut sembari menunggu hasil uji swab. Jika hasil uji swab negatif, maka warga bisa langsung kembali pulang ke rumah, tetapi jika positif maka dirujuk ke rumah sakit.

“Terkadang, ada juga warga yang belum siap untuk ditempatkan di shelter saat memperoleh hasil rapid test reaktif. Tetapi, kami memberikan pengertian bahwa ada risiko penularan ke orang-orang di sekitarnya jika melakukan isolasi mandiri di rumah,” katanya.

Oleh karena itu, warga biasanya dijemput oleh petugas Puskesmas untuk diantar melakukan uji swab di rumah sakit sekaligus diantar ke shelter sembari menunggu hasil uji swab.

“Hasil rapid test yang reaktif belum tentu akan diikuti dengan hasil uji swab yang positif. Ini juga yang kami sampaikan ke warga supaya mereka memahami kondisinya,” katanya.

Meskipun dinyatakan negatif dari hasil uji swab dan diperbolehkan kembali ke rumah, Okto mengatakan, warga tetap diingatkan untuk selalu menjaga protokol kesehatan agar tidak terinfeksi virus corona.

“Meski ruangan yang disediakan di shelter cukup banyak, puluhan, tetapi harapannya tidak sampai penuh,” katanya.

Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024