Dokter: Katarak bisa menyerang semua usia

id katarak,mata,dokter

Dokter: Katarak bisa menyerang semua usia

Dokter spesialis mata dari Siloam Hospitals Yogyakarta dr Alia Narwastu M, Sp.M (kanan) sedang menyampaikan konsultasi pengobatan mata pada pasien. (HO-Humas Siloam Hospitals)

Yogyakarta (ANTARA) - Penyakit katarak dapat menyerang semua usia, baik manusia lanjut usia (manula) maupun bayi sejak di dalam kandungan, termasuk risiko katarak dengan penyakit bawaan lainnya seperti diabetes dan hipertensi, kata dokter spesialis mata dari Siloam Hospitals Yogyakarta dr Alia Narwastu M, Sp.M.

"Katarak bisa mengenai semua kalangan. Umumnya pada manula berusia di atas 60 tahun, namun pada ibu hamil yang mengalami infeksi dan kekurangan asupan gizi, bayi yang dikandungnya juga dapat mengalami katarak kelak jika dilahirkan," kata Alia pada diskusi secara virtual di Yogyakarta, Rabu (22/7).

Pada diskusi daring bertajuk "Katarak Bisa Menyerang di Semua Usia-Kenali Pencegahan dan Penanganan Katarak" diselenggarakan sebagai rangkaian perayaan Hari Lahir Siloam Hospitals Yogyakarta yang ketiga tahun, Alia mengatakan jika ibu saat hamil mengidap infeksi, khususnya rubella, dapat menjadi penyebab utama terjadinya katarak kongenital pada anak yang dilahirkan.

"Katarak kongenital dapat terjadi pada salah satu atau kedua mata anak. Mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama, seperti obat kortikosteroid dan amiodaron, dapat memicu katarak," katanya.

Ia menjelaskan katarak merupakan penyakit ketika lensa mata menjadi keruh dan berawan. Pada umumnya, katarak berkembang perlahan dan awalnya tidak terasa mengganggu.

"Seiring waktu katarak akan mengganggu penglihatan dan membuat pengidap merasa seperti melihat jendela berkabut, sulit menyetir, membaca, serta melakukan aktivitas harian. Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan utama di dunia yang dapat diobati," katanya.

Ia mengemukakan beberapa faktor risiko katarak, di antaranya penuaan. Penuaan adalah penyebab tersering dari kekeruhan lensa atau katarak. Faktor lainnya adalah riwayat trauma. Lensa mata yang pernah mengalami trauma, seperti masuknya serpihan material tajam ke mata, terbentur bola, kembang api, dapat membuat katarak timbul lebih cepat.

Selain itu, faktor infeksi saat kehamilan dan pengidap penyakit tertentu. Pengidap diabetes melitus, hipertensi, hipokalemia, dan dermatitis atopik dapat berkaitan dengan timbulnya katarak di kemudian hari.

"Kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol dan paparan sinar matahari yang lama pada mata, termasuk adanya paparan toksin atau racun. Selain itu, adanya riwayat keluarga yang mengidap katarak serta riwayat operasi pada lensa mata," kata Alia.

Ia menyarankan jika timbul beberapa gejala katarak yang semakin mengganggu atau semakin memburuk dampaknya seperti merasakan nyeri pada mata atau kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.

"Mata merupakan salah satu organ yang paling utama dan sangat sensitif. Jadi ada baiknya segera melakukan konsultasi atau pemeriksaan secara berkala, karena metode pengobatan misalnya melalui pemberian tetes mata atau salep atau krim, tidak sepenuhnya dapat berhasil mengobati penyakit mata, khususnya penyakit katarak," katanya.

 
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024