Jakarta (ANTARA) - Musikus sekaligus personel grup Maliq & D’Essentials Widi Puradiredja, membagikan sejumlah cara dan apa saja yang ia dan grup band-nya telah lakukan agar dapat terus berkarya dan bekerja sebagai musisi di tengah kondisi pandemi COVID-19.
Meskipun dirasa berat di awal, Widi mengaku ia dan Maliq & D'Essentials menjadi tergugah untuk mengeksplorasi pengetahuan baru di luar kebiasaan mereka sebagai sebuah band.
"Indonesia memiliki event yang enggak habis-habis. Ini membuat kita bergantung sama event, dan ketika pandemi ada, kondisi ini buat kita membuka mata dan eksplor di luar panggung dan meningkatkan knowledge kita," kata Widi melalui diskusi daring, Senin.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa Maliq & D'Essentials sejak awal pandemi di bulan April, mereka sudah menganggap acara pertunjukan musik tidak bisa dilakukan sama sekali secara luring untuk sementara waktu.
"Kita memanfaatkan aset yang kita punya (sebagai musisi). Kita maksimalkan nge-band dengan ngulik ke area virtual, apa yang bisa dikembangin. Banyak trial error, tapi yang paling penting kita harus belajar sendiri teknisnya, untuk bisa melakukan virtual concert," kat Widi.
"Kita sebagai pelaku enggak bisa depends ke undangan EO (event organizer) untuk kerja, tapi sekarang lebih ke menciptakan pekerjaan itu sendiri, seperti bikin konten untuk kemudian di-monetize," ujarnya menambahkan.
Sejauh ini, Widi menyebutkan bahwa konser virtual yang beberapa waktu belakangan gencar dibuat oleh musisi dan promoter, sudah melakukan sejumlah protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
Mulai dari menjaga jarak, mempersiapkan instrumen dan peralatan pendukung, gear, sendiri, menjaga kebersihan, hingga melakukan tes cepat (rapid test) dahulu bagi para musisi dan kru sebelum memulai konser.
Ketika disinggung mengenai kemungkinan diselenggarakannya kembali konser dengan sejumlah pembatasan dan aturan baru, Widi berharap aturan dan anjuran yang dikeluarkan pemerintah dapat disosialisasikan secara luas kepada musisi hingga penyelenggara.
"Rekomendasi ke teman-teman yang punya regulasi, harus ada sosialiasi yang luas, karena kita sebagai pelaku cukup sulit untuk melakukan ini," kata Widi.
"Mengingat kita bikin acara sendiri, secara kolektif kecil untuk mengundang pekerjaan. Acara-acara kecil bisa menjadi tulang punggung dan potensi bagi musisi baru," ujarnya melanjutkan.
Berita Lainnya
Gim mengandung kekerasan-rusak moral bangsa disorot
Jumat, 26 April 2024 8:01 Wib
Sekolah kebanjiran di Demak, Jateng, bisa pembelajaran daring
Kamis, 14 Maret 2024 19:24 Wib
Empat perusahaan pembiayaan daring mahasiswa dipanggil KPPU
Jumat, 23 Februari 2024 6:46 Wib
Roadmap perlindungan anak dari daring penting
Minggu, 18 Februari 2024 7:34 Wib
Indonesia susun "road map" perlindungan anak di ranah daring
Sabtu, 17 Februari 2024 8:20 Wib
Korut jual situs judi ilegal ke Korsel
Kamis, 15 Februari 2024 5:20 Wib
UGM menghadirkan platform pembelajaran daring bagi masyarakat
Senin, 12 Februari 2024 23:05 Wib
UGM bakal evaluasi kerja sama pinjaman daring untuk pembayaran UKT
Rabu, 7 Februari 2024 23:15 Wib