Yogyakarta (ANTARA) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X berharap para pengungsi Merapi bersabar untuk sementara waktu tinggal di pengungsian mengingat status Gunung Merapi masih siaga dan hingga kini belum bisa dipastikan kapan mengalami erupsi.
"Ya memang kita juga tidak tahu ya (kapan meletus). Saya kira kalau ibu-ibu suruh sabar bisa, bapak-bapaknya yang tidak sabar," kata Sultan di Kantor Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Senin.
Menurut Sultan, belajar dari pengalaman peristiwa erupsi Merapi pada 2004, meski ternak sapi telah diangkut ke bawah, sebagian warga pengungsi masih ingin naik kembali ke atas untuk sesekali menjenguk rumah.
"Persoalannya bapak-bapak ini karena merasa punya rumah dia harus bersih-bersih, 'tilik' (menengok) rumah dan sebagainya. Itu sebenarnya sudah dari dulu naik turun seperti itu, tidak bisa tidak," kata dia.
Pada saat erupsi Merapi 2010, Raja Keraton Yogyakarta itu mengaku pernah memantau aktivitas warga yang mengungsi di Stadion Maguwoharjo, Sleman secara langsung.
Aktivitas pengungsi, diakui Sultan, diam-diam dipantau dari dalam mobil pada pukul 03.30 WIB, karena ada sebagian pengungsi yang kembali ke kediamannya pada pagi hari dan baru kembali ke barak pengungsian sore harinya.
"Setengah empat pakai mobil menunggu di sana. Pada ngapain ya, ternyata menarik juga, saya tungguin itu. Dia (pengungsi) jam setengah empat sudah ambil sepeda motor mau ke atas," katanya.
Menurut Sultan, berdasarkan pemantauannya sebagian pengungsi kembali ke kediamannya pada pagi hari tiada lain untuk memberi makan ternak.
"Dia pulang kembali baru sore. (Jatah) makan siang istri dan anaknya yang ambil, baru makan malam dia makan. Pagi-pagi untuk ngasih (makan) bebek, ayam di rumah," kata dia.
Melihat kebiasaan warga Gunung Merapi yang demikian, Sultan menyadari bahwa tidak mudah membuat mereka terus menerus berdiam di pengungsian meski status Merapi belum aman.
"Ya memang tidak mudah. Dia (pengungsi) punya aset seperti itu harus ditinggalkan memang agak susah dan itu yang memang menjadi dasar dia bolak-balik. Dia tidak mudah 'stay' di tempat pengungsian," kata Sultan.
Berita Lainnya
Warga korban erupsi Gunung Ruang, Sulut, dipindah
Sabtu, 27 April 2024 5:30 Wib
Dampak Gunung Ruang, Sulut, erupsi, kunjungan wisata ke Desa Pumpente-Laingpatuhe ditutup
Jumat, 26 April 2024 7:56 Wib
Gunung Semeru, Lumajang, Jatim, erupsi empat kali
Kamis, 25 April 2024 11:18 Wib
Warga diminta patuhi radius bahaya 4 km Gunung Ruang, Sulut,
Kamis, 25 April 2024 9:15 Wib
3.614 rumah warga rusak dampak erupsi Gunung Ruang, Sulut
Kamis, 25 April 2024 5:58 Wib
Ini penjelasan terkait mobil pribadi masuk kawasan wisata Bromo
Selasa, 23 April 2024 17:45 Wib
Alarm bencana bakal dipasang di Gunung Semeru, Lumajang, Jatim
Selasa, 23 April 2024 5:06 Wib
Masih mengandung gas belerang, udara sekitar Gunung Ruang, Sulut
Senin, 22 April 2024 20:55 Wib