Sarihusada meluncurkan inovasi SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx

id sarihusada

Sarihusada meluncurkan inovasi SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx

Sarihusada meluncurkan inovasi SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx (istimewa)

Yogyakarta (ANTARA) -
PT Sarihusada Generasi Mahardhika (Sarihusada) meluncurkan inovasi SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan Program Festival Soya Generasi Maju untuk mendukung si kecil yang tidak cocok susu sapi tetap tumbuh maksimal.

"Sarihusada mendukung si kecil yang tidak cocok susu sapi tetap tumbuh maksimal dengan inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan Festival Soya Generasi Maju," kata Senior Brand Manager SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx, Anggi Morika Septie, Rabu.

Dalam rangka memperingati Pekan Alergi Dunia, Sarihusada meluncurkan inovasi baru untuk bantu memenuhi kebutuhan zat besi, vitamin C, dan nutrisi penting lainnya untuk si kecil berusia di atas 1 tahun yang tidak cocok susu sapi.

Selain itu, Sarihusada juga mengadakan rangkaian program edukasi hingga kampanye kesehatan. Hal ini ditujukan untuk mendukung orang tua dalam mencegah dan menangani kondisi tidak cocok susu sapi pada si kecil dan mengatasi risiko kekurangan zat besi agar tumbuh kembangnya tetap maksimal.

"Sarihusada berkomitmen mendukung tumbuh kembang anak generasi maju, tidak terkecuali anak dengan kondisi tidak cocok susu sapi. Tahun ini, kami menghadirkan inovasi produk untuk mendukung pemenuhan nutrisi lengkap dan seimbang bagi anak berusia di atas 1 tahun dengan kondisi tidak cocok susu sapi agar tetap bisa tumbuh maksimal," katanya.

Dengan dukungan nutrisi dari SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx yang memiliki kombinasi unik zat besi dan vitamin C, IronC, serta solat protein soya berkualitas, serta menghadirkan rangkaian program edukasi Festival Soya Generasi Maju dan menyempurnakan kampanye kesehatan Gerakan 3K menjadi 3K+.

Ia menjelaskan 3K+ yaitu Kenali gejalanya, Konsultasikan ke dokter yang bisa dilakukan melalui telepon atau online agar Si Kecil mendapat penanganan yang tepat, Kendalikan faktor penyebab tidak cocok susu sapi dengan alternatif nutrisi yang tepat, serta Kembangkan dan asah potensi prestasi si Kecil dengan stimulasi yang tepat agar ia tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju.

"Melalui inovasi baru SGM Eksplor Soya Pro-gress Maxx dan rangkaian kegiatan edukasi dalam Festival Soya Generasi Maju, kami berharap para Bunda dapat semakin tanggap dalam menangani kondisi tidak cocok susu sapi yang disertai risiko kekurangan zat besi pada si Kecil serta dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap dan seimbang agar si Kecil bisa tetap tumbuh maksimal dan siap jadi Anak Generasi Maju," kata Anggi.

Menurut Prof. DR. Dr. Saptawati Bardosono, MSc. yang akrab disapa Prof. Tati, zat besi merupakan salah satu nutrisi penting untuk mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi kognitif si Kecil, termasuk bagi anak yang dengan kondisi tidak cocok susu sapi.

Dengan mencukupi kebutuhan zat besi pada si Kecil, diharapkan dapat mendukung ia mencapai tumbuh kembang yang maksimal dan terhindar dari dampak buruk akibat kekurangan zat besi seperti prestasi akademik yang menurun, mudah terserang penyakit, gangguan permanen pada sistem motorik dan sensorik, serta pertumbuhan fisik yang terhambat.

"Kondisi tidak cocok susu sapi adalah salah satu tantangan kesehatan yang sering dialami oleh anak-anak. Gejala yang muncul dari kondisi ini bisa berbeda-beda pada setiap anak, tetapi umumnya berupa ruam merah yang gatal, bengkak, bersin-bersin, pilek, batuk, mata berair, sakit perut, muntah atau diare," katanya.

Konsultan Alergi dan Imunologi Anak Prof. DR. Budi Setiabudiawan, dr., SpA(K), M.Kes menyatakan bahwa selain menimbulkan gejala, kondisi si Kecil yang tidak cocok susu sapi juga membuatnya rentan mengalami kekurangan nutrisi penting, salah satunya adalah zat besi. Padahal, zat besi merupakan salah satu nutrisi esensial yang dapat mendukung si Kecil yang tidak cocok susu sapi dapat tetap tumbuh maksimal.

"Adanya risiko kekurangan zat besi yang lebih tinggi pada si Kecil yang tidak cocok susu sapi dapat disebabkan karena si Kecil mengalami pembatasan jenis asupan makanan yang tidak sesuai, serta adanya risiko inflamasi pada saluran cerna, sehingga dapat menyebabkan si Kecil tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting," katanya.

Pewarta :
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024