Yogyakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Yogyakarta menyatakan kasus baru COVID-19 di daerah itu selama sembilan pekan terakhir menunjukkan kencenderungan stabil, rata-rata terjadi 150 kasus baru per pekan.
"Stabil ini dalam artian naik atau turunnya temuan kasus baru cukup stabil. Per pekan sekitar 150-an kasus baru," kata Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Jumat.
Meskipun demikian, Heroe menegaskan bahwa potensi penularan COVID-19 masih terjadi dengan adanya temuan kasus baru tiap harinya, sehingga perlu dicermati kembali mengenai penyebab penularan di masyarakat.
Saat ini, lanjut dia, sebagian besar temuan kasus baru di Kota Yogyakarta disebabkan dari penularan di dalam keluarga yang bisa juga terjadi karena ada anggota keluarga yang terpapar virus saat bekerja di kantor atau melakukan perjalanan ke luar kota.
"Penerapan protokol kesehatan di tiap rumah atau keluarga juga tetap harus dikuatkan. Misalnya setelah bepergian ke luar daerah harus ada protokol kesehatan yang dilakukan," katanya.
Jika dilihat status risiko penularan berdasarkan aturan dalam pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro, maka sekitar 95,46 rukun tetangga (RT) di Kota Yogyakarta berada dalam zona hijau atau tidak terjadi penularan di lingkungan tersebut.
Dan zona kuning atau terjadi penularan kurang dari lima rumah mencapai 4,54 persen, sedangkan untuk zona orange dan merah dipastikan tidak ada.
Meskipun demikian, jika dilihat berdasarkan aspek epidemiologi, maka ada lima dari 45 kelurahan di Kota Yogyakarta yang masih berstatus zona merah.
"Namun, jumlah tersebut sudah berkurang dibanding pekan-pekan sebelumnya yang bisa mencapai sembilan sampai 10 kelurahan, dan tidak ada kecamatan dengan zona merah," katanya.
Oleh karenanya, Heroe berharap, pelaksanaan PPKM mikro di wilayah tetap harus dikuatkan dengan pemantauan termasuk saat bulan Ramadhan karena terjadi peningkatan potensi kerumunan akibat meningkatnya aktivitas masyarakat.
Salah satunya adalah kegiatan pasar Ramadhan yang saat ini tengah dikaji upaya penerapan pembatasan yang perlu dilakukan seperti pembatasan hanya buka tiga kali dalam sepekan atau pembatasan jumlah pengunjung dengan penutupan akses jalan dan opsi lainnya sesuai kondisi di lapangan.
"Pengetatan dan pembatasan tetap harus dilakukan karena kasus COVID-19 belum turun," katanya.
Hingga Kamis (15/4), terdapat 326 kasus aktif COVID-19 di Yogyakarta, dengan 276 pasien menjalani isolasi dan 50 menjalani rawat inap di rumah sakit.
Berita Lainnya
Tjandra Yoga Aditama meraih rekor MURI penulis COVID-19 terbanyak
Selasa, 9 April 2024 12:36 Wib
OJK: Restrukturisasi kredit COVID-19 di Indonesia berakhir
Senin, 1 April 2024 18:54 Wib
Pandemi COVID-19 momentum hadapi virus X di Indonesia
Senin, 4 Maret 2024 4:57 Wib
Bahaya pneumonia dan COVID-19 pada bayi
Senin, 12 Februari 2024 23:08 Wib
KBS berinovasi pascapandemi COVID-19 dongkrak wisatawan
Minggu, 11 Februari 2024 16:58 Wib
Guru Besar UGM sebut AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:42 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga dapat untuk deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 21:25 Wib
Akibat COVID-19, WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia
Jumat, 26 Januari 2024 6:45 Wib