Bupati Kulon Progo berharap simulasi pembelajaran tatap muka berjalan lancar

id pembelajaran tatap muka,Bupati Kulon Progo,Kulon Progo

Bupati Kulon Progo berharap simulasi pembelajaran tatap muka berjalan lancar

Bupati Kulon Progo tinjau pembelajaran tatap muka. ANTARA/HO-Diskominfo Kulon Progo

Kulon Progo (ANTARA) - Bupati Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sutedjo mengharapkan simulasi pembelajaran tatap muka yang dilakukan sejak Senin (26/4) berjalan lancar, sehingga diharapkan tidak menimbulkan klaster penyebaran COVID-19.

"Kami berpesan kepada siswa-siswi untuk selalu menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan. Sebelum berangkat sekolah, dari rumah jangan lupa memakai masker, dan saat bermain jangan sampai berpelukan karena ada COVID-19," kata Sutedjo saat meninjau simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) di SD Negeri Karangsari, Kulon Progo, Rabu.

Ia mengatakan simulasi yang dilakukan pada hari ini sudah berjalan lancar, serta pihak sekolah juga sudah cukup siap untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka karena dalam melakukan berbagai aturan protokol kesehatan yang ketat dan dilakukan sebelum siswa masuk ke sekolah.

“Dalam kunjungan saya saat ini penilaian sekolah dalam menerapkan aturan protokol kesehatan sudah sangat berjalan dengan lancar, dari mulai siswa masuk ke gerbang sekolah hingga mencatat daftar hadir siswa mulai dari cek suhu serta keluhan yang dirasakan siswa saat itu juga, dan penilaian saya terhadap sekolah ini (SD Karangsari) sudah cukup siap untuk melakukan atau menerapkan pembelajaran tatap muka," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kulon Progo Arif Prastowo mengatakan bahwa simulasi yang dilakukan pada hari ini bisa menjadi contoh bagi sekolah yang lain dalam hal persiapan pembelajaran tatap muka.

Dalam simulasi ini diikuti oleh tiga kelas yang terbagi dari kelas 1, 2, dan 3. Simulasi PTM terbatas ini dilakukan dengan standar protokol kesehatan yang tinggi dan telah berlangsung selam tiga hari, dalam simulasi tersebut dilakukan pembagian shift yang dilaksanakan dengan memperhatikan batas ketentuan per kelas selama tatap muka tidak boleh lebih dari 18 peserta didik. Waktu tatap muka dibatasi selama dua jam di sekolah.

Peserta didik yang diantar oleh orang tua, maka pengantar dan penjemput hanya mengantar sampai gerbang sekolah, tidak boleh melewati tanda batas pengantar dan penjemput. Ketika peserta didik sampai di gerbang sekolah, protokol kesehatan semakin ketat diterapkan. Peserta didik yang memasuki gerbang sekolah akan diperiksa oleh gugus COVID-19 sekolah mulai dari pengecek suhu, mencatat data suhu anak, rekam jejak bepergian dalam waktu dekat, dan menanyakan tentang kondisi anak.

“Jika nanti di bulan Juli tatap muka maka persiapan sekolah dalam menangani hal tersebut sudah cukup memadai, dan sekolah ini akan menjadi percontohan bagi sekolah lain yang selama 4 hari ini tidak melakukan simulasi dan kami juga akan segera melakukan evaluasi terkait hasil ini," kata Arif.

Ia mengatakan bahwa tantangan yang besar terkait animo masyarakat untuk bisa melakukan pembelajaran tatap muka ini, perlu dibutuhkan suatu kesiapan yang sangat matang serta kerja sama antara sekolah dan pihak orang tua. Tantangan yang dihadapi cukup besar, yakni animo masyarakat dalam menyambut pembelajaran tatap muka ini, maka perlu dibutuhkan suatu kesiapan matang serta kerja sama antara sekolah dan orang tua dalam pelaksanaannya.

Contoh kecil sejak anak-anak berangkat orang tua sudah membekali anak-anak dengan hand sainitizer, anduk kecil atau semacamnya, serta manajemen risiko itu penting jika terdapat siswa yang tiba-tiba merasa tidak enak badan maka pihak sekolah perlu berkomunikasi dengan pihak puskesmas, atau ditempatkan di ruang UKS maka perlu ada yang menunggui atau memantau anak tersebut.

"Hal-hal tersebut menjadi salah satu manajemen risiko yang harus dihadapi oleh satuan pendidikan," katanya.
Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024