Satgas COVID-19 Kulon Progo pastikan tidak kurangi jumlah tempat tidur

id Rusunawa Giripeni,tempat tidur pasien COVId-19,Kulon Progo

Satgas COVID-19 Kulon Progo pastikan tidak kurangi jumlah tempat tidur

Juru Bicara Gugus Tugas Penganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (ANTARA/Sutarmi)

Kulon Progo (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan tidak akan mengurangi atau mengalihfungsikan tempat tidur untuk mengantisipasi lonjakan kasus COVID-19 pada libur Natal dan Tahun Baru 2022.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Sabtu, mengatakan total tempat tidur di rumah sakit rujukan COVID-19, yakni RSUD Wates, RSUD Nyi Ageng Serang dan tujuh rumah sakit swasta sebanyak 121 tempat tidur.

Kemudian, RSUD Wates juga sudah menambah 30 tempat tidur untuk pasien COVID-19.



"Untuk sementara ini, tempat tidur pasien COVID-19 di rumah sakit rujukan COVID-19 di Kulon Progo belum dialihfungsikan. Kami akan memantau perkembangan dari kasusnya," kata Baning.

Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 di Kulon Progo, yakni 1,80 persen, dan keterisian antrean/IGD 1,80 persen. Total kapasitas tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 di Kulon Progo sebanyak 121 tempat tidur, dengan rincian RSUD Wates dari 72 tempat tidur hanya terisi dua pasien, RSUD Nyi Ageng Serang dari 39 tempat tidur nihil pasien, tujuh rumah sakit rujukan COVID-19 sebanyak 37 tempat tidur nihil pasien.

"Mayoritas pasien COVID-19 yang ditemukan adalah kontak erat kasus sebelumnya," katanya.

Ia mengatakan berdasarkan prediksi beberapa ahli kesehatan, apabila masyarakat tidak patuh pada arahan pemerintah menaati protokol kesehatan dan berpergian pada libur akhir tahun, kemungkinan kasus COVID-19 akan meningkat kembali pada akhir Januari atau awal Februari.

"Kami tidak mengalihfungsikan tempat tidur pasien COVID-19 sampai kasus COVID-19 benar-benar sudah terkendali," katanya.

Baning mengatakan Isolasi Terpusat Rusunawa Giripeni mulai 1 November ini dinonaktifkan. Barang-barang medis masih ada di Isoter Rusunawa Giripeni, tapi sudah tidak disiapkan petugas. Kalau ada yang membutuhkan layanan, akan dilayani di rumah sakit. Sumber daya manusianya juga menggunakan rumah sakit.



"Pada saat masyarakat membutuhkan, kami akan membuka kembali isoter dan menggerakkan sumber daya tenaga kesehatan dan lainnya," katanya.

Baning mengatakan sejak Oktober, Isoter Rusunawa Giripeni sudah tidak ada pasien COVID-19 yang diisolasi di sana. "Meski Isoter Rusunawa Giripeni nonaktif, statusnya siaga. Apabila masyarakat membutuhkan akan dibuka kembali," katanya.