Vaksinasi lanjutan Binda DIY menyasar ratusan siswa gabungan tiga SD

id Vaksinasi anak

Vaksinasi lanjutan Binda DIY menyasar ratusan siswa gabungan tiga SD

Vaksinasi anak di SDN Bhakti Karya Yogyakarta, Kamis (30/12/2021) (Foto ANTARA/Hery Sidik)

Yogyakarta (ANTARA) - Vaksinasi COVID-19 lanjutan yang diadakan Badan Intelijen Negara Daerah (Binda), Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan setempat menyasar sekitar 600 siswa gabungan dari tiga sekolah dasar di wilayah Kabupaten Sleman.

"Vaksinasi anak hari ini adalah kelanjutan program yang dimulai pada 18 Desember lalu sampai sekarang untuk mengejar target sekitar 90 ribu anak termasuk siswa madrasah ibtidaiyah (MI)," kata Koordinator Vaksinasi Binda DIY Adi Riyanto di sela meninjau vaksinasi anak di SDN Bhakti Karya Yogyakarta, Kamis.

Menurut dia, keseluruhan anak atau siswa sekolah dasar rentang usia enam sampai 11 tahun di Kabupaten Sleman sebanyak 90 ribu anak, dan hingga data terakhir sudah sekitar 4.000-an yang telah tervaksinasi atau baru sekitar empat persen.

"Karena kalau dari Pemda sendiri itu rencana tanggal 6 Januari besok akan serentak, nah BIN ini ingin mempercepat membantu kalau bisa kita laksanakan terus setiap hari meskipun baru serentak tanggal 6 Januari, jadi vaksinasi hari ini sekitar 600 anak gabungan tiga SD," katanya.

Adi mengatakan vaksinasi anak ke depan akan diupayakan dengan target seribu anak di satu titik, dengan menggabungkan beberapa sekolah pada satu sekolah, agar lebih efektif, baik dari percepatan vaksinasi maupun tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan vaksinasi.

"Jadi terus kita jalankan, jangan sampai vaksinasi lambat, dan untuk pencegahan penularan Omicron, juga agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah itu bisa 100 persen. Jadi memang idealnya seribu anak tiap hari, dengan dibantu dari pihak puskesmas," katanya.

Sementara itu, Kepala SDN Bhakti Karya Yogyakarta Sutrisno mengatakan, vaksinasi dosis pertama untuk anak usia enam sampai 11 tahun lebih 11 bulan ini merupakan perdana di sekolahnya, sementara vaksinasi anak atau siswa yang usia 12 tahun ke atas sudah dilakukan sebelumnya di luar sekolah.

"Kalau ini perdana untuk siswa dari tiga sekolah, dengan tidak kurang lebih sebanyak 650 anak, dari sekolah sini sekitar 150 anak. Para siswa ini kita data kita sosialiasikan melalui grup media sosial para orang tua, kalau ada program vaksinasi hari ini," katanya.

Dia juga mengatakan, untuk sementara ini belum ada laporan dari orang tua siswa yang keberatan atau menolak anaknya divaksinasi, tetapi nanti akan direkap yang ikut vaksin, atau yang gagal karena kondisi kesehatan, untuk kemudian hasilnya dilaporkan ke Dinas Pendidikan setempat.

"Untuk kendala itu biasanya ada anak yang masih takut, seperti itu biasa, sehingga harus dibujuk, itulah suka duka bagi orang tua dan bapak ibu guru untuk membujuk anak, walaupun persentase sedikit, tetapi banyak anak yang pemberani daripada yang seperti itu," katanya.