Bantul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta para jagal atau tukang potong hewan di daerah itu terus melakukan aktivitas pemotongan sapi meski saat ini terjadi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak.
"Saya meminta kepada para peternak utamanya para jagal sapi yang ada di Desa Segoroyoso untuk terus melakukan aktivitas penjagalannya, aktivitas pemotongan sapi," kata Bupati Bantul Abdul Halim Muslih usai kunjungan lapangan ke kandang sapi di Desa Segoroyoso, Bantul, Selasa.
Menurut dia, dengan terus melakukan pemotongan sapi terutama di Desa Segoroyoso, Pleret yang merupakan sentra ternak sapi, maka dapat menjaga ketersediaan daging di pasaran, dalam upaya mendukung pemulihan ekonomi masyarakat.
"Karena hari ini ekonomi kita sedang tumbuh, sedang pulih, kalau seluruh pemotong itu berhenti memotong itu akan mempengaruhi pemulihan ekonomi di level bawah, bakul (penjual) bakso butuh daging sapi, restoran butuh daging sapi," katanya.
Menurut Bupati, apabila para jagal tidak melakukan aktivitas pemotongan, maka yang terjadi ketersediaan daging sapi di pasaran langka. Kondisi tersebut pernah terjadi di Bantul beberapa waktu lalu, ketika kasus PMK ditemukan di wilayah Bantul.
"Jadi, kalau tidak ada daging beredar di pasaran, maka pemulihan ekonomi semakin lambat, dan Alhamdulillah para pemotong sapi di Desa Segoroyoso dan Pleret telah melakukan aktivitas kembali," katanya.
Dia mengatakan, saat ini di Bantul, sesuai catatan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, telah ditemukan kasus PMK pada sebanyak 973 ternak, meski begitu masyarakat agar jangan panik, karena daging masih bisa dikonsumsi setelah dimasak dengan benar.
Hal itu, katanya, virus yang menyerang mulut dan kuku ternak dan kini telah menjadi pandemi karena ditemukan di banyak daerah tersebut tidak menular ke manusia, atau bukan zoonosis.
"Dan yang penting sekarang ini para peternak sapi semakin menyadari dan memahami bagaimana harus melakukan 'treatment' kepada sapi-sapi yang terkena PMK, kita minta segera hubungi Puskeswan, kita punya 10 Puskeswan yang semuanya didukung dokter hewan," katanya.
Berita Lainnya
Ratusan warga Sruni Boyolali, Jateng, arak sapi sambut Lebaran Ketupat gaet turis
Kamis, 18 April 2024 7:18 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul mengintensifkan penyuntikan antibiotik ternak
Selasa, 19 Maret 2024 22:39 Wib
BRIN miliki suplemen dongkrak produktivitas sapi potong
Jumat, 15 Maret 2024 9:49 Wib
Yogyakarta imbau masyarakat tidak tergiur daging murah
Jumat, 15 Maret 2024 1:59 Wib
Dinas Peternakan Gunungkidul menyuntik vitamin 89 sapi cegah antraks
Rabu, 13 Maret 2024 18:41 Wib
Ahli UGM mengingatkan masyarakat tidak sembelihternak mati cegah antraks
Selasa, 12 Maret 2024 17:15 Wib
Wapres RI di Selandia Baru tinjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal
Kamis, 29 Februari 2024 6:39 Wib
Rencana impor 400 ribu sapi cegah defisit daging di Indoenesia
Minggu, 25 Februari 2024 17:03 Wib