Kulon Progo (ANTARA) - Kelompok pembudidaya ikan di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperbanyak kolam dan luasan lahan untuk budi daya gurami dengan memanfaatkan pekarangan atau lahan kosong.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Trunojoyo Desa/Kalurahan Triharjo, Wagiran di Kulon Progo, Selasa, mengatakan budi daya gurami merupakan salah satu usaha budi daya perikanan yang menjanjikan di Kabupaten Kulon Progo.
Budi daya gurami memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan usaha budi daya perikanan lainnya, selain karena mudah dalam memeliharanya juga stabil harga daan produksinya.
Baca juga: Pembudidaya ikan Kulon Progo kesulitan mendapatkan benih gurami
"Gurami merupakan ikan yang dengan berbagai ukuran laku di pasaran, tidak hanya benihnya, telur gurami pun kami selalu kehabisan pesanan konsumen," kata Wagiran.
Ia mengatakan potensi pasar gurami masih sangat terbuka. Kebutuhan telur gurami di kelompoknya, setiap bulan membutuhkan 40 ribu sampai 50 ribu telur untuk masyarakat.
Kunci sukses budi daya gurami adalah budi daya harus secara intensif dengan teknologi kolam central drain (dasar kolam kerucut), sehingga memudahkan mengeluarkan limbah pakan, kotoran yang bercampur air bawah kolam, dengan cara mencabut batang paralon secara rutin sehari sekali, hanya dengan waktu maksimal dua menit.
Dengan kolam terpal ukuran 8 x 16 x 1,5 meter, diisi benih 7.500 ekor ukuran korek bok. Satu kali panen, kelompoknya mendapatkan total hasil produksi sebanyak 4.327 kilogram.
Jumlah dari beberapa kali panen parsial, lama budidaya 10 bulan, dengan biaya operasional menghabiskan dana sebesar Rp72 Juta. Dengan Food Conversi Ratio (FCR) 1,3 atau untuk mendapatkan daging gurami satu kilogram membutuhkan pakan sebanyak 1,3 kg pelet. Sehingga nilai produksi mendapat 4.327 kg X Rp35 ribu per kg sama dengan Rp151 juta dan bila dikurangi biaya produksi sebesar Rp72 juta, keuntungannya Rp79 juta, selama 10 bulan, sehingga rata-rata penghasilan per bulan Rp7,9 juta per kolam.
"Coba bayangkan kalo memiliki 10 kolam saja ?. Mari kita memanfaatkan potensi di sekitar kita, salah satunya dengan Budi daya gurami," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo Trenggono Trimulyo mengapresiasi kinerja Pokdakan Trunojoyo Desa/Kalurahan Triharjo yang sukses melakukan budi daya gurami dengan sistem central drain.
Meski dengan konstruksi kolam sederhana, Pokdakan Trunojoyo mempunyai hasil yang luar biasa, potensi pasar juga masih terbuka. Komoditas gurami ini memang menjanjikan karena bila dihitung rata rata produksi untuk lahan hasil produksi gurami yang dibudidayakan secara intensif bisa mencapai 33,8 kg atau senilai Rp1,2 juta per meter dalam 10 bulan pemeliharaan budi daya.
"Untuk itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kulon Progo akan selalu mendorong pemanfaatan lahan lahan pekarangan dengan budi daya perikanan khususnya budi daya gurami," katanya.
Baca juga: DKP kembangkan kspp gurami bagi keluarga miskin
Berita Lainnya
Gunungkidul tebar benih ikan di empat telaga jaga ekosistem
Kamis, 25 April 2024 14:57 Wib
DKP Gunungkidul menebar 20.000 ekor benih ikan di perairan umum
Selasa, 23 April 2024 14:12 Wib
DKP Gunungkidul pantau titik pendaratan ikan guna memastikan stok ikan
Senin, 1 April 2024 20:28 Wib
Gunungkidul usulkan bantuan kapal bagi nelayan ke KKP
Senin, 18 Maret 2024 9:47 Wib
DKP Kulon Progo mengawasi penjualan olahan ikan di Pasar Jagalan
Kamis, 14 Maret 2024 15:14 Wib
DKP DIY menyiapkan program restoking ikan di enam lokasi wilayah Bantul
Kamis, 14 Maret 2024 14:58 Wib
DKP Gunungkidul melatih 20 nelayan pemula
Kamis, 14 Maret 2024 9:54 Wib
DKP Gunungkidul imbau nelayan tak melaut karena gelombang tinggi
Rabu, 13 Maret 2024 15:46 Wib