Yogyakarta (ANTARA) - Pakar Teknologi Informasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Ridi Ferdiana mengatakan pembocoran data yang dilakukan peretas dengan identitas Bjorka menjadi momentum pemerintah memaksimalkan pelibatan talenta di bidang keamanan siber.
"Banyak talenta Indonesia ahli di bidang keamanan (siber) yang dapat berkontribusi besar untuk melangkah bersama dalam membangun fondasi yang memadai," kata Ridi saat dihubungi di Yogyakarta, Rabu.
Menurut dia, pemerintah harus mulai legawa dan bersiap menghadapi berbagai aktivitas yang serupa dengan membenahi keamanan siber negara Indonesia secara bertahap dengan melibatkan para talenta yang menguasai bidang keamanan siber.
Baca juga: Pakar TI UGM: Tim khusus bentukan Presiden tak perlu lacak Bjorka
"Kejadian Bjorka dalam membagikan data pribadi adalah sinyal nyata berupa kritik membangun kepada pemerintah untuk berbenah diri dan mengatur ulang prioritas keamanan dan perlindungan privasi.'Reskilling' mutlak dilakukan agar secara berkala sistem keamanan kita dikaji dan disempurnakan," tutur dia.
Aktivitas yang dilakukan Bjorka, kata Ridi, dikenal sebagai "hacktivism", yakni melakukan aktivitas "hack" untuk motif sosial dan politik.
Ia mengatakan aktivitas seperti itu bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan di banyak negara besar di dunia.
"Jadi fenomena ini adalah sebuah siklus yang tidak terelakkan dan menjadi koreksi bagi kita untuk memperbaiki diri," ujar Dosen Departemen Teknik Elektro dan TI Fakultas Teknik UGM ini.
Peretas dengan identitas Bjorka melalui grup Telegram mengklaim telah meretas surat menyurat milik Presiden Jokowi, termasuk surat dari Badan Intelijen negara (BIN).
Klaim dari Bjorka tersebut kemudian diunggah oleh salah satu akun Twitter "DarkTracer : DarkWeb Criminal Intelligence", yang kemudian viral dan sempat menjadi salah satu topik pembahasan terpopuler ("trending topic") di Twitter hingga Sabtu pagi.
Dalam unggahan di akun Twitter itu disebutkan bahwa surat dan dokumen untuk Presiden Indonesia, termasuk surat yang dikirimkan BIN dengan label rahasia telah bocor.
Peretas dengan identitas Bjorka juga sebelumnya kerap mengklaim telah meretas data-data terkait kependudukan Indonesia, seperti data registrasi "SIM Card Prabayar" dan data milik salah satu "provider" telekomunikasi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Peretasan Bjorka momentum untuk libatkan talenta keamanan siber
Berita Lainnya
OJK diminta atur penyebaran informasi perbankan
Selasa, 9 Januari 2024 4:10 Wib
KPU RI-Satgas Siber pastikan keamanan data pemilih pemilu
Rabu, 29 November 2023 6:01 Wib
Kemhan: Tak ada data sensitif bocor dari peretasan laman resmi
Jumat, 3 November 2023 7:11 Wib
Polri belum terima soal serangan siber di BSI
Kamis, 18 Mei 2023 6:44 Wib
KPU Kulon Progo: Ada peretasan Instagram kpukulonprogo
Senin, 15 Mei 2023 15:25 Wib
Pakar: Gawai terlalu banyak aplikasi rentan diretas
Kamis, 27 April 2023 16:28 Wib
Pakar TI UGM: Tim khusus bentukan Presiden tak perlu lacak Bjorka
Rabu, 14 September 2022 11:46 Wib
Menkominfo pastikan tidak ada peretasan internet terkait demonstrasi
Minggu, 10 April 2022 19:24 Wib