Kulon Progo (ANTARA) - Produk gula semut di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, memperoleh sertifikasi CSQA untuk inovasi indikasi geografis dari perusahaan sertifikasi Italia.
Sekda Kabupaten Kulon Progo Triyono di Kulon Progo, Kamis, mengatakan sangat bangga karena Kulon Progo berhasil mendapatkan sertifikasi CSQA untuk produk gula semut kreasi warga daerah.
Dengan mendapatkan sertifikasi, diharapkan dapat memberikan kepercayaan terhadap industri produk gula semut kelapa Kulon Progo.
“Harapan saya kepercayaan atas sertifikasi CSQA ini akan mempermudah produk untuk masuk di industri-industri bahkan perhotelan dengan kemasan-kemasan yang dapat menjadi nilai tambah terhadap produk gula semut Kulon Progo,” kata Triyono.
CSQA merupakan perusahaan sertifikasi yang berada di Italia sejak 1990. Tujuan CSQA salah satunya adalah memverifikasi keamanan dan konsistensi produk makanan serta memiliki peran penting dalam pengembangan sertifikasi produk.
Piagam sertifikasi CSQA untuk inovasi indikasi geografis Gula Semut Kulon Progo, diterima dari Dirjen Kekayaan Intelektual Kemenkum HAM RI, kemudian piagam diserahkan melalui Kakanwil Kemenkum HAM DIY kepada KSU Jatirogo, CV Menoreh Politan, dan KUB Tiwi Manunggal di ruang Menoreh.
Piagam sertifikasi CSQA untuk indikasi geografis tersebut diberikan kepada KSU Jatirogo, CV Menoreh Politan, dan KUB Tiwi Manunggal.
"Ketiganya merupakan koperasi, kelompok usaha bersama, dan perusahaan di Kulon Progo yang bergerak pada bidang pengolahan gula semut atau gula kelapa," katanya.
Kepala Divisi Administrasi Kemenkum HAM DIY Mutia Farida mengatakan apresiasi kepada usaha warga Kulon Progo dalam produksi gula semut yang telah mendapatkan sertifikasi CSQA.
Penghargaan sertifikasi CSQA untuk indikasi geografis hanya didapatkan oleh dua wilayah di Indonesia yaitu garam amed dari Bali dan gula semut dari Kulon Progo.
Indikasi geografis merupakan suatu tanda yang menunjukkan daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
“Ini adalah sebuah momen yang baik dalam rangka kita membangun masyarakat dari sisi kekayaan intelektual, sehingga mari kita menggerakkan bidang-bidang kekayaan intelektual yang lain yang ada di Kulon Progo,” kata Mutia.
Berita Lainnya
Nilai transaksi Manunggal Fair di Kulon Progo DIY mencapai Rp7,5 miliar
Minggu, 6 Oktober 2024 2:18 Wib
Bawaslu Kulon Progo meminta KPU benahi Sirekap cegah kegaduhan
Sabtu, 5 Oktober 2024 23:02 Wib
Bawaslu DIY mengimbau pengawas buat laporan akurat
Jumat, 4 Oktober 2024 21:08 Wib
Diskop-UKM Kulon Progo : 163 produk UKM masuk SiBakul Yogyakarta
Jumat, 4 Oktober 2024 17:07 Wib
Polres Kulon Progo membentuk satgas preemtif jaga suasana damai kampanye
Kamis, 3 Oktober 2024 16:24 Wib
Polres Kulon Progo intensifkan penyuluhan pencegahan judi online
Kamis, 3 Oktober 2024 5:52 Wib
KPU Kulon Progo kurangi batas dana kampanye peserta pilkada jadi Rp23 miliar
Rabu, 2 Oktober 2024 19:27 Wib
Kulon Progo rehabilitasi 6.818 rumah tak layak secara bertahap
Selasa, 1 Oktober 2024 19:13 Wib