Bantul sebut 44 sentra industri bergerak di bidang kerajinan

id Sentra kerajinan Bantul ,Industri kreatif ,Potensi ekonomi kreatif Bantul

Bantul sebut 44 sentra industri bergerak di bidang kerajinan

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, DIY, Agus Sulistiyana (ANTARA/Hery Sidik)

Bantul (ANTARA) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebutkan bahwa sebanyak 44 sentra industri yang tumbuh dan dikembangkan masyarakat di daerah ini bergerak pada bidang kerajinan.

"Banyak sekali potensi kerajinan yang sangat unggul, dan banyak ragamnya. Dan kami sampaikan dari 75 sentra industri di Bantul, ini 44 sentra itu bergerak di bidang kerajinan," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Kamis.

Menurut dia, dari sentra industri di 75 kelurahan se-Bantul itu, terdapat sekitar 128 ribu UKM, dengan IKM atau industri kecil menengah-nya sekitar 25 ribu unit, dan dari itu sebagian dari IKM itu sekitar 3.000 lebih merupakan industri yang bergerak di bidang kerajinan.

"Ini adalah potensi ekonomi kreatif yang dimiliki Bantul, potensi-potensi itu yang memungkinkan Bantul ini bisa mengembangkan berbagai kekuatan atau potensi yang ada dalam rangka mengatasi masalah yang masih ada, misalnya kemiskinan, gini rasio dan juga terkait ketenagakerjaan," katanya.

Terlebih dari setiap unit industri kreatif di Bantul, telah mempekerjakan lima sampai 30 orang, bahkan ada yang mencapai 50 orang, sehingga keberadaannya dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

Agus Sulistiyana mengatakan, potensinya sumber daya industri kreatif di Bantul ini tidak lepas dari tradisi yang sejak anak-anak sekolah dasar (SD) sudah dikenalkan materi muatan lokal tentang seni budaya, bahkan seni membatik di sentra kerajinan.

"Dan bahkan di Bantul ada SMK seni musik, tari dan kerajinan. Dan yang sangat mendukung kerajinan Bantul adanya perguruan tinggi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Akademi Teknik Kulit (ATK), juga perguruan tinggi di DIY memberikan dukungan luar biasa bagi Bantul," katanya.

Meski demikian, kata dia, diakui potensial sumber daya manusia sektor kerajinan di Bantul belum sepenuhnya didukung dengan sumber daya alam, dalam hal ini bahan baku industri yang masih mendatangkan dari luar Bantul, karena ketersediaan di Bantul masih terbatas.

"Kami menyadari produk produk kerajinan di Bantul yang menjadi unggulan kebanyakan bahan baku berasal dari kabupaten kota luar DIY, kami ada puluhan perajin anyaman, namun bahan baku enceng gondok pelepah pisang berasal dari Bojonegoro, juga sentra kulit, kita datangkan dari luar Bantul," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah kabupaten perlu menjalin kerja sama atau kolaborasi dengan daerah lain yang potensial bahan baku, untuk bersama sama membangun ekosistem usaha dari hulu hilir yang semakin lengkap, semakin kuat dan berkelanjutan.