Aplikasi asing ancam UMKM lokal

id Aplikasi Temu,factory direct,UMKM,CELIOS

Aplikasi asing ancam UMKM lokal

Ilustrasi - Produk-produk UMKM lokal yang dipajang di Galeri UKM Kaltim, berlokasi di Jalan Basuki Rahmat, Samarinda. (ANTARA/Ahmad Rifandi)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengingatkan bahwa dengan hadirnya aplikasi asing seperti Temu dapat mengancam keberadaan UMKM lokal karena Indonesia hanya akan semakin menjadi pasar bagi barang-barang impor.

"Indonesia hanya dijadikan pasar, akan banyak pelaku usaha yang terancam gulung tikar dan menciptakan PHK massal terutama di sektor industri pengolahan,” ujar Bhima dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Kementerian Koperasi dan UKM melalui staf khususnya Fiki Satari juga tegas menolak masuknya Temu ke Indonesia. Menurutnya, aplikasi tersebut harus sesuai dengan regulasi yang ada.

“Harus ditolak. Jadi sebenarnya secara regulasi ini sulit untuk beroperasi. Ada PP nomor 29/2002 tentang Larangan Penggabungan KBLI 47, bisa juga yang kita revisi Permendag nomor 31/2023, Pengawasan Pelaku Usaha Sistem Elektronik, ada cross border langsung jadi tidak boleh,” ucap Fiki.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, nilai ekonomi digital UMKM dapat mencapai Rp4.531 triliun pada 2030, mengingat potensi peningkatan akses pasar yang lebih luas dalam ekosistem digital.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pengamat ingatkan hadirnya aplikasi asing berpotensi ancam UMKM lokal
Pewarta :
Editor: Herry Soebanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024