Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Arianti Anaya mengatakan, pada periode pendaftaran tahun ini, program itu menerima 52 peserta didik. Selain itu, katanya, peserta yang mengikuti program ini akan memperoleh berbagai kemudahan, seperti pembebasan biaya kuliah.
Kemudian, kata Arianti, status sebagai pegawai di Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama (RSP-PU), serta bantuan biaya hidup sebesar Rp5.000.000 hingga Rp10.000.000 setiap bulannya.
Arianti menjelaskan, sistem pendidikan itu akan berjalan beriringan dengan sistem berbasis universitas, dengan tujuan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berkeadilan.
Dia menjelaskan, melalui program berbasis rumah sakit, katanya, Kemenkes berfokus pada peningkatan jumlah dokter spesialis dengan proses pendidikan yang dilaksanakan di RSP-PU, guna memenuhi kebutuhan serta pemerataan dokter spesialis di daerah-daerah yang masih kekurangan.
“Ini jadi terobosan kami agar distribusi dokter bisa lebih dinamis sampai nantinya ke level kabupaten kota” katanya.
Dia menjelaskan, pada periode pendaftaran pertama tahun ini, PPDS berbasis rumah sakit menerima 52 peserta didik untuk enam program studi di berbagai rumah sakit, yaitu:
- RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita: Program Studi Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (10 kuota)
- RS Pusat Otak Nasional: Program Studi Neurologi (10 kuota)
- RS Ortopedi Soeharso: Program Studi Orthopaedi dan Traumatologi (10 kuota)
- RS Anak dan Bunda Harapan Kita: Program Studi Kesehatan Anak (8 kuota)
- RS Mata Cicendo: Program Studi Kesehatan Mata (8 kuota)
- RS Kanker Dharmais: Program Studi Onkologi Radiasi (6 kuota)
- atau non-PN
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes buka pendaftaran PPDS berbasis RS untuk enam program studi