Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengembangkan teknologi nuklir untuk membantu mempermudah proses riset cagar budaya.
Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito saat ditemui di Jakarta, Senin, mengatakan riset soal cagar budaya, terutama di Indonesia yang kaya akan warisan budaya memiliki kaitan erat dengan analisis yang harus dilakukan secara akurat, guna menjaga nilai warisan budaya tersebut.
"Sehingga, dalam analisis artefak, cultural heritage, benda purbakala, dan lain sebagainya dengan teknologi ini ada hal kemajuan yang bisa diketahui dengan mudah," kata Mego.
Beberapa hal yang dapat diungkap dengan teknologi ini, kata Mego, seperti analisis perkiraan umur artefak, perkiraan tahun dibuatnya artefak tersebut, dan hal lainnya yang bisa lebih mudah dan akurat untuk diketahui, dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional seperti sebelumnya.
Menurutnya, teknologi ini juga bisa menganalisis informasi yang belum diungkap lebih lanjut pada suatu artefak yang ditemukan.
"Kami harapkan ini bisa memberi satu dampak positif, dalam konteks analisis dasar informasi di benda arkeologi itu sendiri," ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRIN kembangkan teknologi nuklir untuk mempermudah riset cagar budaya
Berita Lainnya
BRIN dan Rosatom gelar Nuclear Young Talent Fest
Selasa, 15 Oktober 2024 0:00 Wib
Poltek Nuklir berkomitmen tingkatkan kualitas dan kompetensi
Rabu, 11 September 2024 22:58 Wib
Sekjen DEN: PLTN pertama Indonesia siap beroperasi 2032
Rabu, 11 September 2024 15:57 Wib
BRIN: Pemanfaatan nuklir bisa dongkrak mutu pangan
Senin, 2 September 2024 14:57 Wib
IAEA beri kepercayaan RI kembangkan teknologi nuklir riset arkeologi
Senin, 19 Agustus 2024 12:49 Wib
Prabowo tertarik energi nuklir saat bertemu Presiden Rusia Putin
Kamis, 1 Agustus 2024 7:30 Wib
BRIN-IAEA mengembangkan teknologi daur ulang limbah plastik dengan nuklir di RI
Minggu, 21 Juli 2024 14:41 Wib
Di Hawaii, AS, Marinir TNI AL menerima pembekalan ancaman biologis-nuklir
Kamis, 18 Juli 2024 7:34 Wib