Yogyakarta (ANTARA) - Festival Anggrek Vanda Tricolor ke-8 yang digelar di Alun-alun Pendopo Ambarrukmo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, (22/11) malam, mencatatkan peningkatan jumlah peserta hingga 90 persen dibandingkan tahun sebelumnya, yang menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap pelestarian anggrek khas Merapi.
Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Ni Made Dwipanti Indrayanti yang hadir mewakili Gubernur DIY, dalam sambutannya menyebutkan bahwa anggrek Vanda Tricolor bukan sekadar tanaman hias, tetapi simbol ketangguhan alam.
“Tumbuh di tanah vulkanik Merapi, anggrek ini mampu melewati abu panas serta perubahan alam yang keras, namun tetap tampil memikat. Dari ketangguhan itulah kita belajar nilai daya lenting, yaitu kemampuan untuk bangkit, bertahan, dan menata kembali langkah dalam menghadapi tantangan,n,” ujarnya.
Sri Sutih Lestari, inisiator festival sekaligus Ketua Yayasan Pelestarian Anggrek Merapi (YPAM), mengungkapkan bahwa festival ini awalnya bertujuan untuk melestarikan anggrek Vanda Tricolor yang terancam punah akibat bencana alam dan alih fungsi lahan.
Festival tersebut, lanjutnya, tidak hanya merayakan keindahan anggrek, tetapi juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli pada pelestarian alam.
Bupati Sleman Harda Kiswaya menyatakan bahwa festival ini memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, terutama bagi pelaku UMKM yang turut meramaikan acara.
"Festival ini membuka peluang ekonomi dan sekaligus menjaga kelestarian alam," katanya.
Festival ini juga dirangkai dengan kontes Anggrek Vanda Tricolor yang melahirkan juara-juara terbaik: Theresia, sebagai Juara 1 (Piala Gubernur DIY); Eni Sulistiyanti, sebagai Juara 2 (Piala Bupati Sleman); dan Sigit, Juara 3 (Piala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY).
Sedangkan Harapan 1: Niki Florist, Harapan 2: Sirquin. Sementara untuk kategori terbaik, Best of Species (Piala DPP PAI): Istana Anggrek, Best of Hybrid: Firmansyah, dan Best of Show (Piala Rektor UGM): Firmansyah.
