New York (Antara/AFP Jogja) - Sebuah laporan pekerjaan AS yang kuat mengirim dolar melonjak pada Jumat (Sabtu pagi WIB), mendorong aksi jual di pasar minyak yang mengakibatkan kontrak berjangka AS kembali di bawah 50 dolar AS per barel.
Minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April turun 1,15 dolar AS menjadi ditutup pada 49,61 dolar AS di New York Mercantile Exchange, berakhir mendekati tingkat harga minggu lalu.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April, acuan internasional, turun 75 sen menjadi menetap di 59,73 dolar AS per barel di perdagangan London.
Laporan pekerjaan Februari datang jauh lebih kuat dari yang diharapkan. Ekonomi terbesar dunia itu menambahkan 295,00 pekerjaan, dan tingkat pengangguran turun dua persepuluh menjadi 5,5 persen, tingkat terendah sejak Mei 2008.
"Laporan pekerjaan yang kuat adalah negatif untuk minyak, dan alasan mengapa indeks dolar telah terbakar sejak data ini keluar pagi ini," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.
"Dolar reli karena harapan The Fed akan menurunkan waktu 'bersabar'-nya ketika bank datang untuk menaikkan suku bunga, dan reli dolar itu benar-benar menyebabkan minyak dilanda aksi jual hari ini," kata dia.
Greenback mencapai tingkat tertinggi terhadap euro dalam 11,5 tahun terakhir.
Dolar yang semakin kuat membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang asing lebih lemah.
Jumlah rig minyak terbaru Amerika Utara dari Baker Hughes jatuh untuk ke-13 pekan berturut-turut, dengan 64 unit atau 6,5 persen, menjadi 922 rig pada minggu ini.
Beberapa pengamat pasar memperkirakan tren penurunan jumlah rig pada akhirnya akan mengarah pada penurunan produksi minyak mentah AS.
"Jumlah rig AS mendukung pasar ... tetapi agak sulit untuk mengatasi dolar yang kuat," kata Flynn.
Brent awalnya mendapat dukungan dari berlanjutnya kerusuhan di Libya yang mempengaruhi operasi minyak.
Kelompok militan Negara Islam (IS) menewaskan delapan penjaga pada Jumat dalam serangan terhadap ladang minyak Al-Ghani di Libya selatan, Libya National Oil Company (NOC) mengatakan.
Kekerasan dan perlambatan di terminal ekspor telah memaksa sebagian ladang minyak ditutup untuk beberapa minggu terakhir.
A. Suhendar
Berita Lainnya
Konflik Iran-Israel picu kenaikan harga minyak dan emas
Rabu, 17 April 2024 19:31 Wib
Berpotensi naik, impor minyak mentah imbas konflik Iran-Israel
Selasa, 16 April 2024 17:54 Wib
Pemerintah waspadai kenaikan harga minyak efek konflik Iran-Israel
Selasa, 16 April 2024 5:31 Wib
Harga CPO melonjak dipengaruhi minyak nabati China dan AS
Sabtu, 30 Maret 2024 7:38 Wib
Pemerintah segera bayar utang "rafaksi" minyak goreng kepada pengusaha
Senin, 25 Maret 2024 16:25 Wib
HET minyak goreng ditahan selama Ramadhan
Rabu, 13 Maret 2024 18:51 Wib
Minyak sawit, ungkap BRIN, paling memungkinkan diolah jadi energi
Minggu, 3 Maret 2024 5:29 Wib
Belum memadai, produksi singkong Indonesia untuk energi, kata BRIN
Minggu, 3 Maret 2024 5:25 Wib