DKP Bantul bangun sentra pengolahan hasil perikanan

id perikanan

DKP Bantul bangun sentra pengolahan hasil perikanan

ilustrasi (antaranews.com)

Bantul (Antara Jogja) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tahun ini akan membangun sentra pengolahan hasil perikanan di kawasan Pantai Depok, Desa Parangtritis.

"Sentra pengolahan hasil perikanan yang akan dibangun di Pantai Depok bentuknya seperti rumah untuk mengolah dan mengemas hasil laut yang kemudian dipasarkan," kata Kepala Desa Parangtritis, Bantul, Topo, di Bantul, Rabu.

Menurut dia, sentra pengolahan hasil perikanan di Pantai Depok tersebut akan direalisasikan pemerintah pusat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Bantul, guna mendukung aktivitas perekonomian masyarakat pesisir itu.

"Untuk kepastian pembangunan kami belum tahu, namun informasinya akan dibangun pada April ini, kalau anggarannya sekitar Rp2 miliar," kata Topo yang juga Ketua Koperasi `Mina Bahari` Pantai Depok tersebut.

Ia mengatakan sebenarnya di kawasan wisata pantai tersebut sudah ada warung-warung kuliner yang dikelola pedagang, namun demikian, selama ini hasil perikanan laut belum dikemas dalam kemasan yang bisa untuk oleh-oleh wisatawan.

"Memang sudah ada warung-warung, namun hasil perikanan yang dikemas secara benar dan baik belum semua bisa, sehingga arahnya untuk mengemas hasil perikanan sebagai oleh-oleh yang dijual di sekitar warung-warung," katanya.

Sementara itu, untuk lokasi pembangunan sentra pengolahan hasil perikanan tersebut rencananya akan memanfaatkan lahan milik pemerintah di sebelah utara sekitar seratus meter dari gerbang pintu masuk Pantai Depok.

"Lokasinya memungkinkan untuk pembangunan sentra pengolahan hasil laut, tidak jauh dari lokasi sudah ada pabrik es. Nantinya yang akan memanfaatkan adalah kelompok masyarakat, sudah ada pengelola yang dibentuk," katanya.

Sementara itu, Sekretaris DKP Bantul, Imam Subadiarsa membenarkan rencana membangun sentra pengolahan hasil perikanan di Pantai Depok, namun pihaknya belum bisa menjelaskan lebih detail karena sedang menjalani pendidikan dan pelatihan (diklat) di luar daerah.
KR-HRI
Pewarta :
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024